ANALISIS

Laba Bank Besar Indonesia Banyak Disedot dari Wong Cilik

CNN Indonesia
Rabu, 26 Okt 2016 15:38 WIB
Dua bank pelat merah yaitu Bank Mandiri dan BRI memperoleh banyak laba dari pencairan kredit mikronya sepanjang tahun ini.
Dua bank pelat merah yaitu Bank Mandiri dan BRI memperoleh banyak laba dari pencairan kredit mikronya sepanjang tahun ini. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lini bisnis kredit mikro menjadi tumpuan bank-bank besar dalam mengurangi tekanan perlambatan pertumbuhan kredit. Laporan keuangan kuartal III 2016 PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, membuktikan bahwa kredit mikronya menjadi penggerak pertumbuhan selama sembilan bulan tahun ini berjalan.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, kredit mikro perseroan tumbuh 16,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan lini bisnis kredit mikro merupakan yang tertinggi ketimbang kredit korporasi dan konsumer, yakni 14,3 persen dan 13,5 persen.

“Kredit mikro tumbuh paling besar di antara kredit-kredit lain. Diikuti oleh kredit korporasi. Kredit mikro bisa dibilang lokomotifnya untuk pertumbuhan,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (25/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara keseluruhan, kredit Bank Mandiri meningkat 11,50 persen, yaitu dari Rp560,6 triliun pada kuartal III tahun lalu menjadi sebanyak Rp625,1 triliun pada periode yang sama tahun ini.

Setali tiga uang, BRI juga mencatatkan pertumbuhan kinclong karena melesatnya penyaluran kredit pada pelaku usaha mikro. Lini kredit mikro bertumbuh 20,3 persen dari sebesar Rp170,2 triliun di kuartal ketiga tahun lalu menjadi Rp204,8 triliun per September 2016.

“Pertumbuhan penyaluran kredit juga terjadi di Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kami bersyukur, tidak terjadi kanibal antara nasabah mikro Kupedes BRI dengan nasabah KUR. Ternyata, nasabah program keduanya sama-sama bertumbuh,” terang Asmawi Syam, Direktur Utama BRI.

Adapun, total kredit BRI mencapai 603,5 triliun per September 2016 atau meningkat 16,3 persen dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu. Pertumbuhan kredit perseroan tersebut melampaui rata-rata industri yang hanya sebesar 6,8 persen.

Tahan Laju Mikro

Kredit mikro memang jadi penggerak pertumbuhan bisnis dua bank pelat merah di atas. Namun demikian, kondisi tersebut berbeda dengan yang dialami PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Induk usaha Adira Finance dan Adira Insurance tersebut justru tengah menahan laju pertumbuhan kredit mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP). Kredit mikro melalui DSP bahkan tercatat rontok 29 persen pada kuartal III 2016 dibanding kuartal ketiga tahun lalu.

“Kami sedang fokus pada penahanan kualitas aktiva DSP. Pasalnya, banyak kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) disumbang dari bisnis kredit mikro. Banyak unit yang belum selesai ditangani atawa saat ini sedang pelunasan. Makanya, tak banyak kredit mikro baru,” tutur Vera Eve Lim, Direktur Bank Danamon.

Di sisi lain, lanjut dia, perseroan tengah mengembangkan bisnis usaha kecil dan menengah. Lini bisnis ini bahkan telah berkontribusi positif terhadap total portofolio perseroan. Hingga kuartal ketiga tahun ini, kredit UKM perseroan bertumbuh 6 persen menjadi Rp23,8 triliun.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER