BCA Raup Laba Rp15,12 Triliun Sampai September 2016

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Rabu, 26 Okt 2016 18:27 WIB
Peningkatan laba itu dipicu oleh nilai pendapatan operasional yang dibukukan lebih besar dibandingkan dengan beban usaha.
Peningkatan laba itu dipicu oleh nilai pendapatan operasional yang dibukukan lebih besar dibandingkan dengan beban usaha. (REUTERS/Garry Lotulung).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencetak laba bersih Rp15,1 triliun selama sembilan bulan di 2016. Angka itu naik 13,2 persen dibandingkan perolehan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) sebesar Rp13,36 triliun.

"Lumayanlah laba bersih masih naik, masih oke, " tutur Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, Rabu (26/10).

Peningkatan laba itu dipicu oleh nilai pendapatan operasional yang dibukukan lebih besar dibandingkan dengan beban usaha.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tercatat, pendapatan operasional BCA mencapai Rp39,67 triliun atau tumbuh 15,18 persen dalam sembilan bulan terakhir.

Sementara itu, beban operasional perseroan selama Januari-September 2016 melonjak 9,1 persen menjadi Rp 17,53 triliun.

"Pencapaian tersebut didukung oleh pertumbuhan berkelanjutan dari dana pihak ketiga dan keseluruhan aset produktif disertai penerapan prinsip kehati-hatian dengan mengutamakan pentingnya kualitas aset," ujarnya.

Sementara dari sisi pendanaan, akumulasi dana pihak ketiga (DPK) meningkat 6,7 persen menjadi Rp493,1 triliun. Hal itu ditopang dari komposisi dana murah (CASA) yang berkontribusi sebesar 78,2 persen dari total DPK, dengan mencatatkan Rp385,4 triliun atau naik 8,9 persen (yoy).

Jika dirinci dari dana CASA, dana giro tumbuh sebesar 10 persen menjadi Rp126,2 triliun, dana tabungan naik8,4 persen menjadi Rp259,2 triliun, dan dana deposito turun tipis dari Rp108,47 triliun menjadi Rp107, 7 triliun.

Perseroan juga mencatatkan kenaikan total aset sebesar 8,7 persen menjadi Rp584,4 triliun per akhir kuartal III 2015 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp571,6 triliun.

Dari sisi kredit, total penyalurannya (outstanding) mencapai Rp386,1 triliun pada akhir September 2015 atau naik 5,8 persen (yoy).

Kredit konsumer meningkat 8,1 persen (yoy) menjadi Rp98,5 triliun. Dalam portofolio kredit konsumer, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) mencatat pertumbuhan sebesar 7,3 persen (yoy) menjadi Rp62,2 triliun, Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) naik 9,5 persen secara tahunan menjadi Rp34,6 triliun dan kartu kredit tumbuh 8,6 persen (yoy) menjadi Rp9,7triliun.

Sementara, kredit korporasi tercatat sebesar Rp133,3 triliun atau naik 5,7 persen. Selanjutnya, kredit komersial dan UKM tumbuh 4,4 persen menjadi Rp146,5 triliun.

NPL Naik

Di tengah perlambatan ekonomi, tingkat kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perseroan melonjak menjadi 1,5 persen per September 2016 dari 0,7 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Naiknya rasio kredit bermasalah diikuti dengan tambahan biaya cadangan sebesar Rp3,1 triliun untuk mempertahankan kecukupan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan. Dengan demikian, rasio cadangan terhadap total kredit bermasalah mencapai 201 persen.

Adapun rasio kredit terhadap pendanaan (Loan to Fund Ratio/LFR) tercatat sebesar 77,3 persen, sedangkan rasio kecukupan modal (capital to asset rasio) sebesar 21,5 persen.

"Memasuki akhir tahun, BCA akan tetap fokus dalam mengelola aset dan liabilitas secara aktif sekaligus mengedepankan efisiensi operasional guna mencapai hasil kinerja positif yang berkelanjutan," ujarnya. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER