Bank Mandiri Incar Pertumbuhan Kredit Ritel 16 Persen di 2017

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Kamis, 27 Okt 2016 09:50 WIB
Direktur Retail Banking Mandiri Tardi menilai tahun depan daya beli masyarakat masih cukup kuat untuk menopang pertumbuhan ekonomi 2017.
Direktur Retail Banking Mandiri Tardi menilai, tahun depan daya beli masyarakat masih cukup kuat untuk menopang pertumbuhan ekonomi 2017. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Surabaya, CNN Indonesia -- PT Bank Mandiri Tbk masih berharap berkah dari kekuatan konsumsi individu terhadap pertumbuhan kredit perseroan tahun depan.

Direktur Retail Banking Mandiri Tardi menilai tahun depan daya beli masyarakat masih cukup kuat untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu pertumbuhan segmen retail banking secara keseluruhan ditargetkan bisa mencapai 15-16 persen.

Guna mengejar target tersebut bank berlogo pita emas tersebut akan fokus mengembangkan dua produk yakni Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang akan digenjot menjadi 20 persen dan pinjaman pribadi (personal loan) yang ditargetkan meningkat 17 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami akan fokus di dua produk itu. Karena untuk ritel UKM sendiri kami menilai masih belum stabil, jadi masih agak kami rem pertumbuhannya, kami harap micro banking masih tetap menjadi motor pertumbuhan dengan pertumbuhan di atas rata-rata pasar," ujar Tardi, ditemui di acara Indonesia Sharia Economic Forum (ISEF) 2016 di Surabaya, Kamis (27/10).

Di samping menggenjot pertumbuhan KPR, Mandiri juga akan mendorong pertumbuhan kartu kredit individu sebesar 13 persen. Sementara untuk e-money, Tardi menargetkan pertumbuhan volume kartu baru hingga 25 persen untuk tahun depan.

Ia menyebut bisnis kartu kredit tahun ini masih berjalan stagnan akibat efek kejut dari peraturan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang mewajibkan adanya pelaporan data transaksi kartu kredit, alhasil pertumbuhan kartu kredit tahun ini diperkirakan tidak akan lebih dari 6 persen.

"Kartu kredit tahun ini masih stagnan, hanya tumbuh 6 persen tahun depan kita coba naikkan dengan fokus menyasar ke segmen kalangan atas," jelasnya.

Saat ini Bank Mandiri telah bekerjasama dengan dua perusahaan prinsipal kartu kredit internasional yakni Visa dan MasterCard untuk menyediakan layanan dengan plafon kredit hingga Rp1 miliar bagi nasabah premium. Ia optimistis bisnis kartu kredit akan tetap menggeliat meski aturan kewajiban lapor kartu kredit akan mulai berlaku kembali usai program tax amnesty berakhir pada Maret 2017.

"Seharusnya sudah tidak ada masalah lagi, karena orang-orang sudah declare, jadi nasabah sepertinya sudah nyaman dan tidak terganggu dengan masalah pelaporan itu," ujarnya.

Hingga akhir kuartal III lalu, Bank Mandiri meraup laba bersih Rp12 triliun atau turun 17,6 persen dibandingkan dengan pencapaian periode yang sama tahun lalu Rp14,6 triliun. Penurunan laba tersebut terjadi karena Mandiri harus menyisihkan biaya pencadangan atau Pre-Provision Operating Profit (PPOP) perseroan mencapai Rp31,9 triliun atau tumbuh 16,4 persen. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER