Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak variatif cenderung melemah pada perdagangan Kamis (3/11), seiring dengan isu politik dalam negeri yang menghangat akhir-akhir ini.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto menyatakan, bursa global tadi malam kembali terkoreksi untuk lima hari perdagangan berturut-turut. Bila dirinci, indeks Eurostoxx terkoreksi 1,7 persen di 17.134,68.
Di Wall Street AS, indeks Dow Jones dan S&P masing-masing terkoreksi 0,4 persen dan 0,6 persen di 17.959,64 dan 2.097,94.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, harga minyak tadi malam kembali melemah 2,8 persen di US$45,34 per barel setelah data cadangan minyak Amerika Serikat (AS) pekan lalu melonjak 14,4 juta barel.
"Pasar saham global juga tengah fokus pada agenda pemilihan presiden di AS pada 8 November mendatang yang menggambarkan persaingan ketat antar kandidat Clinton versus Trump," ungkap David dalam risetnya, Kamis (3/11).
Pasar global tadi malam juga dipengaruhi hasil pertemuan The Fed di mana The Fed tetap menahan tingkat bunganya pada level saat ini yaitu 0,25 persen-0,5 persen. Namun, Yellen memberikan indikasi kenaikan tingkat bunga bisa saja terjadi pada Desember mendatang.
"Ini menyusul ekspektasi inflasi yang mendekati target The Fed 2 persen. Lapangan kerja di AS Oktober lalu bertambah 175 ribu naik dari bulan sebelumnya 156 ribu," terang David.
Adapun, IHSG kemarin ditutup melemah ke level 5.405 atau turun 10,55 poin (0,2 persen). Koreksi IHSG terutama dipicu tekanan jual di sejumlah saham emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor jasa konstruksi dan utilitas. Selain itu, pelemahan ini juga imbas dari meningkatnya resiko pasar saham kawasan Asia dan global malam sebelumnya.
Namun, tak hanya IHSG yang mengalami pelemahan. Mayoritas saham Bursa Asia turut mengalami koreksi. Hal ini dipicu perhatian pasar atas pemilihan presiden di AS 8 November setelah sebuah hasil pooling tadi malam menempatkan kemugkinan Trump memenangi pilpres.
"Trump dinilai sebagai figur yang menciptakan banyak ketidak-pastian terhadap perekonomian AS," imbuh David.
Hari ini, David memprediksi IHSG cenderung melanjutkan pelemahannya di tengah meningkatnya risiko pasar saham global mengantisipasi hasil pilpres di AS dan kenaikan tingkat bunga Desember mendatang. Namun, dari domestik sendiri isu politik turut mempengaruhi pelaku pasar.
Asal tahu saja, besok (4/11) akan terjadi demo besar-besaran kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok.
"Pelaku pasar lebih banyak mengambil sikap
wait and see mencermati sejumlah isu tersebut. IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 5.380 hingga resisten di 5.430," papar David.
Sementara, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memprediksi IHSG bergerak positif dalam rentang support 5.381 dan resisten 5.488. Menurutnya, harga komoditas masih terus mempengaruhi pola gerak IHSG hari ini.
"Pola pergerakan IHSG masih terlihat belum bergeser dari rentang konsolidasi. Potensi kenaikan masih terlihat cukup besar," terang William dalam risetnya.
(gir/gen)