Aktifkan Blok Migas Blora, Pertamina Gaet Mitra

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Kamis, 03 Nov 2016 12:41 WIB
Mitra tersebut adalah PT Sarana GSS Trembul, yang merupakan perusahaan patungan antara BUMD, PT Sarana Pembangunan dan perusahaan Singapura, GSS Energy Ltd.
Mitra tersebut adalah PT Sarana GSS Trembul, yang merupakan perusahaan patungan antara BUMD, PT Sarana Pembangunan dan perusahaan Singapura, GSS Energy Ltd. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang hulu migas, resmi mendapatkan mitra untuk mengaktifkan kembali lapangan migas tua di Trembul, Blora, Jawa Tengah.

Mitra tersebut adalah PT Sarana GSS Trembul, yang merupakan perusahaan patungan (Joint Venture/JV) antara Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Tengah, PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah dan perusahaan Singapura, GSS Energy Ltd. Perjanjian Kerja Sama Operasi (KSO) telah ditandatangani Rabu pekan ini.

Direktur Utama Sarana GSS Trembul, Bambang Mulyadi menyebut bahwa cadangan minyak yang masih banyak membuat perusahaan tertarik menjalin KSO dengan Pertamina. Saat ini, lapangan Trembul tercatat memiliki cadangan 40,1 juta barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini memang berat untuk melakukan eksplorasi karena industri migas sedang melesu. Sementara itu, pemerintah ingin meningkatkan lifting migas, sehingga kami pun ingin memanfaatkan potensi di lapangan Trembul yang sempat ditutup," ujar Bambang, Rabu (2/11).

Selain minyak, ia menyebut bahwa lapangan Trembul juga bisa menghasilkan gas. Namun, karena sifatnya gas bawaan (associated gas), maka cadangannya masih belum bisa ditentukan hingga saat ini.

Namun, perusahaan berjanji akan melakukan studi seismik 2D untuk melihat potensi gas tersebut. Jika memang ditemukan cadangan yang besar, gas bumi bisa dimonetisasi.

"Associated gas ini kan durasinya tidak lama, namun kami berupaya untuk melakukan studi lagi. Jika memang sudah bisa dimonetisasi, gas ini bisa disalurkan untuk industri gula dan semen di Rembang. Kami sudah melakukan pembicaraan dengan mereka," ujarnya.

Ia melanjutkan, komitmen operasional dengan Pertamina memiliki jangka waktu 15 tahun mendatang dengan nilai kontrak US$500 ribu, yang dianggap sebagai dana jaminan (Opportunity Cash Payment/OCP) kepada Pertamina EP.

Untuk firm commitment, Sarana GSS Trembul akan menggelontorkan US$7,6 juta selama tiga tahun pertama beroperasi. Dana tersebut digunakan untuk mengebor empat sumur baru dan kegiatan akuisisi seismik.

Pengeboran sumur pertama akan dilakukan pada Juni 2017, dan diharapkan bisa langsung berproduksi sebulan setelah pengeboran. Pada tahun pertama, perusahaan akan mengebor dua sumur dengan produksi 400 barel per hari.

Sementara itu, dua sumur lainnya akan dibor di tahun kedua dan ketiga dengan angka produksi 400 ribu barel per hari.

"Di tahun ketiga kami targetkan gali lebih dalam sehingga di tahun kedua kami kembali lakukan seismik," tuturnya.

Sebagai informasi, lapangan gas Trembul memiliki luas 47,6 kilometer persegi dan ditemukan oleh perusahaan Belanda, Nederlandsche Koloniale Petroleum Mij (NKPM) pada tahun 1917. Perusahaan ini adalah anak usaha Standard Oil of New Jersey, yang kini dikenal dengan nama ExxonMobil.

Namun, lapangan ini ditutup pada tahun 1942 menyusul invasi Jepang ke Indonesia dalam Perang Dunia II. Di operasi pertamanya tahun 1917 hingga 1942, sebanyak 307 ribu barel telah diambil dari lapangan Trembul. (gir/ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER