PLN Siapkan Duit Lebih Asal Kapasitas PLTU Sumsel 8 Diubah

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Sabtu, 05 Nov 2016 04:02 WIB
Harga listrik Sumsel 8 bisa lebih mahal US$0,5 per kilowatt-hour (KWh) jika kapasitas pembangkitnya diubah dari  2x600 MW menjadi 4x300 MW.
PT PLN (Persero) bersiap merogoh kocek lebih dalam untuk membeli listrik dari Pembangkit Listrik tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8, yang harganya akan lebih mahal jika kapasitas pembangkitnya diubah dari 2x600 Megawatt (MW) menjadi 4x300 MW. (Dok. Cirebon Electric Power)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) bersiap merogoh kocek lebih dalam untuk membeli listrik dari Pembangkit Listrik tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8. Perseroan menyadari perubahan kapasitas PLTU, dari  2x600 Megawatt (MW) menjadi 4x300 MW, seperti yang diinginkannya bakal berdampak terhadap harga listrik yang akan dibeli.

Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan, harga listrik Sumsel 8 bisa lebih mahal US$0,5 per kilowatt-hour (KWh) jika kapasitas pembangkitnya diubah. Namun masalah keekonomian proyek seharusnya tidak menjadi prioritas ketimbang keamanan energi.

"Karena bagi kami yang penting keamanan energinya dulu. Bagaimana mengamankan suplai bagi permintaan listrik Sumatera," terang Iwan di Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM), Kamis malam (3/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, PLN tetap kukuh meminta PT Bukit Asam (Persero) Tbk selaku Independent Power Producer (IPP) untuk mengubah kapasitas Sumsel 8 dari 2x600 MW menjadi 4x300 MW karena infrastruktur PLN belum siap. Apabila PTBA tetap memasang rencana kapasitas awal, itu disinyalir menimbulkan ketidakstabilan suplai listrik.

Dengan kapasitas sebesar 1.200 MW, Sumsel 8 mengambil porsi 25 persen dari beban listrik Sumatera yang sebesar 4.850 MW. Jika salah satu unitnya yang berkapasitas 600 MW mengalami kerusakan, maka 12,37 persen rumah tangga di Sumatera bisa mengalami pemadaman serius.

"Karena itulah kami minta, 2x600 MW bisa dilakukan jika transmisi 500 kilovolt (kv) sudah tersedia. Selama belum tersedia, ya bertahap saja. Dengan begitu, jika satu unit mengalami kerusakan, nanti tidak akan blackout parah," terangnya.

Ia melanjutkan, perubahan kapasitas ini telah dibicarakan dengan PTBA. Iwan mengaku, perusahaan batu bara pelat merah itu memahami kondisi yang akan dialami jika kapasitasnya tetap dibuat 2x600 MW.

Dengan demikian, ia berharap revisi perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) bisa rampung akhir tahun mendatang. "Tapi saya belum bilang mereka setuju dengan usulan kami. Mereka bilang mereka memahami," tambahnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PLN, Sofyan Basyir mengatakan revisi PPA belum akan dilakukan jika PTBA tak mengubah kapasitasnya. Pasalnya, PLN akan merugi karena harus membayar denda (take or pay) atas sisa listrik yang tidak dapat tersalurkan.

"Mereka ngotot minta 2x600 MW, tapi kami bilang kalau infrastrukturnya belum siap. Kalau barang mereka sudah siap, tapi transmisinya belum siap bagaimana? Kita bisa kena take or pay" ujar Sofyan di kantornya, awal pekan ini.

Sebagai informasi, Sumsel 8 memiliki kapasitas 2x620 Megawatt (MW) dengan nilai investasi US$1,6 miliar. Proyek ini dikerjakan bersama perusahaan patungan dengan China Huadian Hong Kong, dan membentuk anak usaha bernama PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP).

PPA pertama sudah ditandatangani pada tahun 2012 lalu. Sementara itu, groundbreaking sebetulnya sudah dimulai pada November tahun lalu. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER