Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak empat perusahaan sibuk memperebutkan likuiditas dengan menerbitkan obligasi, saat gerakan demonstrasi Anti-Ahok memanas, Jumat (4/11). Empat perusahaan yang mencatatkan surat utangnya di papan Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Maybank Indonesia Finance, PT Permodalan Nasional Madani (Persero), dan PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Bank Sulselbar).
Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 2 BEI Kristian S. Manullang mengemukakan, obligasi terbesar dirilis oleh Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk obligasi berkelanjutan I tahap II 2016 senlai Rp1,5 triliun. Terdiri dari seri A (PNMP01ACN2) senilai Rp661 miliar dengan jangka waktu 3 tahun. Serta seri B (PNMP01BCN2) dengan nilai nominal Rp839 miliar berjangka waktu 5 tahun.
"Hasil pemeringkatan untuk obligasi itu dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) idA," kata Kristian, dikutip Sabtu (5/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Obligasi berikutnya yang berjumlah besar diterbitkan oleh Maybank Indonesia Finance. Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 1 BEI I Gede Nyoman Yetna mencatat Maybank merilis obligasi senilai Rp1,1 triliun terdiri dari seri A (BIIF01ACN3) senilai Rp800 miliar berjangka waktu 3 tahun, dan seri B (BIIF01BCN3) dengan nilai nominal Rp300 miliar berjangka waktu 5 tahun.
Ia memaparkan fasil pemeringkatan dari Fitch Ratings Indonesia (Fitch) untuk obligasi itu adalah AA+(idn). Dan bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Nominal surat utang terbesar berikutnya diterbitkan oleh Bank Sulselbar. Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 3 BEI Goklas Tambunan menyampaikan bahwa obligasi berkelanjutan I Bank Sulselbar tahap II 2016 sebesar Rp450 miliar dengan tingkat suku bunga 9 persen per tahun dan jangka waktu 5 tahun.
Hasil pemeringkatan dari Pefindo untuk obligasi adalah idA+ dengan Bank Mandiri bertindak sebagai Wali Amanat.
Terakhir, Bank CIMB Niaga juga menerbitkan obligasi berkelanjutan II tahap I 2016 yang terdiri dari seri A (BNGA02ACN1) dengan total dana sebesar Rp432 miliar berjangka waktu 370 hari. Seri B (BNGA02BCN1) dengan jumlah pokok sebesar Rp386 miliar dengan jangka waktu 3 tahun, dan seri C (BNGA02CCN1) dengan jumlah pokok sebesar Rp182 miliar berjangka waktu 5 tahun. Hasil pemeringkatan dari Pefindo untuk obligasi itu yakni idAAA.
Dengan pencatatan empat obligasi itu, maka total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2016 terdiri dari 65 emisi milik 44 emiten senilai Rp90,53 triliun.
Dengan pencatatan itu maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 311 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp301,91 triliun dan US$50 juta, diterbitkan oleh 103 emiten.
Sementara Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 92 seri dengan nilai nominal Rp1.755,94 triliun dan 1.240 juta dolar AS. Serta tujuh Efek Beragun Aset (EBA) senilai Rp3,07 triliun.