Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mewaspadai upaya-upaya terselubung yang dilakukan negara lain dalam menghambat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ia menyebut di tengah perlambatan ekonomi dunia saat ini, Pemerintah Indonesia terbilang lebih berhasil menjaga ritme pertumbuhan yang membuat iri negara lain.
"Ini yang menyebabkan negara-negara lain iri kepada Indonesia. Negara kita punya sumber daya alam melimpah, dan saat ini menjadi negara kepercayaan konsumen nomor tiga di dunia," ujar Gatot, Senin (7/11).
Sayang, pimpinan tertinggi militer di Indonesia tersebut tidak mengelaborasi dari mana data tersebut dikutipnya. Ia hanya menambahkan data lain bahwa berdasarkan survei Bank Dunia tahun lalu, dengan laju ekonomi Indonesia sebesar 4,7 persen, daya beli masyarakat Indonesia masuk dalam kelompok delapan besar dunia mengalahkan Inggris dan Perancis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Stabilitas ekonomi yang berhasil dijaga Pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla (Jokowi - JK) tersebut menurut Gatot juga menimbulkan potensi ancaman dari negara lain. Ia mengaku sudah mengendus akan adanya upaya negara lain mengusik kesatuan dan persatuan bangsa untuk menghancurkan ekonomi dari dalam negeri.
"Ke - Bhineka Tunggal Ika - an kita yang digoyang. Karena itu cara bagi negara lain bisa masuk ke Indonesia seperti yang dilakukan di Libya, Iran, dan Suriah sekarang ini," kata dia.
Perkuat PajakGatot mengatakan, upaya untuk melawan cara-cara memecah persatuan bangsa hanya bisa dicapai dengan membuat masyarakat Indonesia sejahtera. Oleh karena itu, ia berharap Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (DJP) sebagai motor pengisi dompet negara bisa menjalankan tugasnya dengan lebih baik.
"Saya berharap para pegawai pajak bisa bekerja lebih keras karena urat nadi kehidupan bangsa ini 72 persen di tangan (pegawai) pajak, sehingga kita bisa membangun lebih baik lagi," tutur Gatot.
Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugisteadi membenarkan pernyataan Panglima TNI bahwa Indonesia menjadi ancaman bagi negara lain, terlebih setelah penerapan amnesti pajak sejak Juli 2016.
"Bayangkan saja dengan adanya amnesti pajak, nilai tukar dolar Singapura dan Amerika Serikat turun. Kalau ekonomi Indonesia kuat kan negara lain takut," ungkap Ken.
(gen)