Papan Perdagangan Saham Khusus UMKM Kembali Menggantung

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Selasa, 08 Nov 2016 08:58 WIB
OJK dan BEI kesulitan menemukan pengusaha UMKM yang berminat melakukan IPO di pasar modal.
OJK dan BEI kesulitan menemukan pengusaha UMKM yang berminat melakukan IPO di pasar modal. (CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, papan pengembangan perdagangan untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemungkinan besar tak akan direalisasikan dalam waktu dekat karena dirasa belum dibutuhkan saat ini.

Kepala Eksekutif Pasar Modal OJK Nurhaida menyatakan, papan pengembangan untuk UMKM tidak akan dibuat selama tak ada pelaku usaha yang mengajukan diri untuk melantai di bursa. Sebagai pengingat, pada awal tahun OJK dan BEI memiliki rencana untuk membentuk program inkubator guna mendorong perusahaan UMKM di Indonesia melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO).

Melalui program inkubator tersebut, perusahaan ini akan diberikan edukasi selama tiga hingga lima tahun mengenai cara pembentukan PT, mengelola aset, dan bertemu dengan investor. Sayangnya, program ini belum juga berjalan. Selain itu, program edukasi yang membutuhkan waktu yang lama tersebut menjadi pertimbangan OJK untuk tak terburu-buru dalam merilis regulasi terkait papan pengembangan khusus bagi UMKM.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Jadi perusahaannya saja belum ada, jadi papannya juga nggak ada isinya, jadi belum diperlukan,” ucap Nurhaida, Senin malam (7/11).

Terlebih lagi dari survei yang dilakukannya ke Singapura, ia menemukan fakta bahwa paling cepat bagi perusahaan UMKM untuk menyerap edukasi yang diberikan terkait melantai di bursa paling cepat tiga tahun. Sementara, program tersebut belum berlangsung hingga kini.

“Itu kalau saya lihat di negara-negara lain masuk bimbingan masuk inkubator itu untuk mereka siap go public, memenuhi syarat go public dan lain-lain itu meskipun dengan kriteria disederhanakan, itu butuh waktu lama di inkubator itu. Saya lihat di Singapura, mereka butuh waktu tiga sampai lima tahun. Kalau paling cepat tiga tahun berarti tiga tahun kemudian baru diperlukan papan itu,” papar Nurhaida.

Seperti diketahui, program inkubator ini merupakan kerja sama BEI dan OJK. Menurut Nurhaida, konsep inkubator ini memang sudah ada, hanya saja belum final. Pasalnya, belum ada penunjukkan secara formal terhadap pembina yang akan mengurus perusahaan UMKM yang mengikuti program inkubator.

“Kan dikerjasamakan dibuka kesempatan, yang penting tapi inkubatornya sudah siap apa belum. Nah ini secara final belum meski konsep sudah ada, pihak-pihak yang bersedia jadi pembina ada tapi secara formal itu belum ditunjuk,” terang Nurhaida.

Dengan demikian, Nurhaida menyatakan program inkubator ini dapat berjalan paling cepat tahun depan mengingat hanya tinggal 1,5 bulan lagi menuju akhir tahun. Nurhaida menyatakan, ada prioritas lain yang tengah menjadi pembahasan OJK dibandingkan dengan program inkubator ini.

“Tahun ini nggak mungkin, mungkin tahun depan karena kami juga ada prioritas-prioritas lainnya ya,” pungkas dia. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER