Menko Darmin Berharap Tak Ada Surprise dari Pemilu AS

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Selasa, 08 Nov 2016 18:19 WIB
Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution berharap hasilnya bakal sesuai dengan ramalan konsensus pasar yang menjagokan kandidat Hillary Clinton.
Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution berharap hasilnya bakal sesuai dengan ramalan konsensus pasar yang menjagokan kandidat Hillary Clinton. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berharap hasil Pemilihan Presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) tidak memberikan kejutan. Dengan kata lain, hasilnya bakal sesuai dengan ramalan konsensus pasar yang menjagokan kandidat Hillary Clinton.

"Kalau pemilu AS, yah tidak ada surprise sepertinya. Yah mudah-mudahan tidak ada surprise," tutur Darmin saat ditemui di kantornya, Senin(8/11).

Kalaupun, hasilnya tidak sesuai perkiraan, Darmin menilai dampaknya bagi perekonomian Indonesia kemungkinan kecil. Pasalnya secara fundamental perekonomian Indonesia cukup kuat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi, tergantung juga apa yang dilakukan oleh kejutan itu," ujarnya.

Selain itu, secara ekonomi, Indonesia dan AS memiliki hubungan dagang yang cukup kuat. Bahkan, AS merupakan salah satu negara tujuan ekspor terbesar bagi Indonesia.

"Kita lihatlah dalam waktu besok. Mestinya sih tidak ada surprise, " kata mantan Gubernur BI ini.

Dalam wawawancara terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai gelaran pilpres di suatu negara maju menimbulkan ketidakpastian di pasar. Karenanya, pemerintah bakal memonitor dampaknya ke semua sektor termasuk ekonomi.

"Dari sisi-sisi sumber ekonomi, apakah ini akan berpengaruh dari sisi ekspor atau impor, atau kah dari sisi arus modal, yang itu akan mempengaruhi ke nilai tukar, itu semua akan dilihat bagaimana kita mencoba menetralisir dan memperkuatnya," ujarnya.

Sentimen positif diberikan pasar keuangan kepada kandidat Clinton. Pasalnya, kebijakan Clinton diyakini tak akan berubah drastis dari pendahulunya Barack Obama.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengungkapkan warga AS diperkirakan bakal memilih Clinton untuk menghindari risiko yang mungkin dibawa oleh kebijakan Trump.

“Trump ini berisiko. Hampir sepanjang kampanye dan debat, Trump tidak bisa menang dari Clinton. Beberapa kali menyalip tapi itu karena masalah seperti sakitnya Clinton dan masalah email-nya. Tapi kasus email sudah selesai,” kata Hans, Selasa (8/11).

Ia menilai, kebijakan luar negeri Trump sangat berbahaya bagi sejumlah negara yang secara tegas dibencinya selama masa kampanye.

“Orang ini sangat kontroversial, anti Meksiko, anti imigran. Apa yang dia lakukan bisa memicu aksi radikalisme, itu bahaya,” tegasnya.

Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto menyatakan, tadi malam pasar saham sempat global rally menyambut optimisme Hillary Clinton berpeluang kuat memenangkan pertarungan pilpres di AS menghadapi Donald Trump.

Terutama setelah FBI menyatakan Clinton bersih atas tuduhan melanggar hukum terkait koresponden surat-surat elektronik dari server pribadinya.

David merinci indeks Eurostoxx di kawasan Uni Eropa melonjak 1,85 persen di 3.009,28. Sementara di Wall Street, setelah tertekan selama sembilan hari perdagangan berturut-turut, indeks S&P; dan Nasdaq melonjak masing-masing 2,22 persen dan 2,37 persen di 2.131,52 dan 5.166,17. Kemudian, indeks rata-rata industri Dow Jones naik hingga 2 persen di 18.259,60. (gir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER