Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Rosan P Roeslani menilai kemenangan sementara yang diperoleh Donald Trump melawan Hillary Clinton dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) mengejutkan semua pihak.
Pasalnya, sejak kampanye, jajak pendapat dan survei digelar sejumlah lembaga politik di AS, kecenderungan Clinton mengungguli calon presiden dari Partai Republik. "Ini kejutan. Trump sedang lead (memimpin) ya kayaknya," ucap Rosan, Rabu (9/11).
Apabila hasil pilpres AS benar-benar menyatakan Trump unggul dan menjadi Presiden AS selanjutnya, maka Rosan memastikan, iklim investasi di Indonesia akan terdampak. Misalnya, Trump yang dikenal dengan nasionalismenya yang kuat, akan memproteksi perdagangan perusahaan AS dengan membatasi ekspor ke AS, sehingga perusahaan AS lebih diuntungkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika hal itu dilakukan, tentunya bakal memengaruhi daya ekspor ke Amerika. "Ya, kalau lihat kebijakannya yang nasional interest itu pasti kepentingan nasionalnya tidak diragukanlah ya. Ya kami harapkan, kebijakan-kebijakannya tidak kontraproduktif terhadap perkembangan perdagangan atau investasi kepada dunia luar," kata Rosan.
Sekadar informasi, hasil hitung cepat sementara menyatakan Trump mengungguli Clinton. Sehingga, pasar saham global dan IHSG terus bergerak positif. Sayangnya, keunggulan Trump ini membuat pasar terkejut dan merontokkan bursa saham Wall Street dan IHSG.
"Apabila ada kebijakan-kebijakan dari presiden AS baru tentunya akan memengaruhi. Tadinya kan sentimennya positif karena arahnya Clinton akan menang tapi sekarang kan Trump sedang memimpin. Ya kita lihatlah kalau Trump yang menang pasti ada koreksi sedikit," terang dia.
Dengan berbagai pengalaman Clinton sebagai pejabat negara di AS, ia dianggap banyak pihak dapat menjaga stabilitas perekonomian AS. Sementara, Trump belum memiliki pengalaman menjadi pejabat negara.
Clinton pun dipandang lebih bersahabat dari segi geopolitik dan geoekonomi. Tak hanya itu, selama kampanye yang dilakukan, Clinton terlihat lebih terbuka jika dibandingkan dengan Trump yang tertutup.
"Tetapi sebagaian besar menginginkan Clinton yg menang, karena Clinton dipandang lebih bersahabat dari segi geopolitik dan geoekonomi. Ia sudah ada pengalaman lah ya dan dalam kampanye juga lebih terbuka," pungkasnya.
(bir/gen)