Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai kemenangan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS) akan diikuti dengan keinginan bank sentral AS (The Fed) menahan kenaikan suku bunga acuannya di akhir tahun.
"Saya tak yakin (The Fed) berani (menaikkan suku bunga) kalau situasi atau reaksi pasar tidak bagus," ujarnya, Rabu (9/11).
Kemenangan Trump dalam hitung cepat mengejutkan pelaku pasar yang sebelumnya meyakini bahwa Hillary Clinton bakal unggul.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mayoritas saham di Wall Street menurun jelang pengumuman hasil voting yang mencerminkan keunggulan Trump atas Clinton. Pada pukul 12.10 siang tadi, indeks NYSE Composite turun 0,91 persen, S&P500 turun 0,66 persen, dan Nasdaq Composite Index turun 1,87 persen.
Sore ini, mayoritas indeks saham Asia bergerak melemah. Kondisi itu ditunjukkan oleh indeks Nikkei225 di Jepang yang turun sebesar 5,36 persen, indeks Kospi di Korsel naik sebesar 2,25 persen, dan indeks Hang Seng di Hong Kong naik sebesar 2,16 persen.
Tak hanya itu, mayoritas indeks saham di Eropa bergerak melemah sejak dibuka tadi siang. Indeks FTSE100 di Inggris naik 0,02 persen, indeks DAX di Jerman turun 0,87 persen, dan indeks CAC di Perancis turun 0,82 persen.
Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak sesi pertama terus bergerak negatif. Indeks ditutup terkoreksi ke level 5.414 atau turun 56,36 poin (1,03 persen).
Menurut Darmin, The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya jika kondisi ekonomi AS membaik. "Ukuran membaiknya apa? Pertumbuhan ekonominya, tingkat pengangguran, dan inflasi," katanya.
Lebih lanjut ia bilang, pemerintah akan terus menjaga fundamental perekonomian Indonesia. Hal itu dilakukan untuk meredam efek gejolak pasar global dari sentimen negatif atas terpilihnya kandidat Partai Republik itu.
"Tentu saja market bisa bereaksi sementara. Kita yang penting menjaga fundamental ekonomi yang sudah baik," tegas Darmin.
Darmin mengatakan, pemerintah tidak memiliki kekhawatiran khusus atas terpilihnya Trump. Namun, pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), akan terus waspada melihat perkembangan pasar.
"Ya (kemenangan Trump) sesuatu yang cukup mengejutkan, tetapi kami menganggap tidak ada yang betul-betul mengkhawatirkan. Meski demikian, kita tetap waspada," pungkasnya.
(bir)