Donald Trump Menang, Sri Mulyani Awasi Kondisi Pasar

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Kamis, 10 Nov 2016 07:45 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, lama gejolak yang terjadi di pasar keuangan tergantung dari kebijakan yang akan diambil Donald Trump ke depan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, lama gejolak yang terjadi di pasar keuangan tergantung dari kebijakan yang akan diambil Donald Trump ke depan. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah akan terus mengawasi reaksi pasar pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45.

Seperti diberitakan sebelumnya, pelaku pasar modal dikagetkan oleh hasil voting warga Amerika Serikat yang menyatakan Trump mengungguli rivalnya dari Partai Demokrat Hillary Clinton. Padahal, dalam beberapa hari terakhir, pasar cenderung yakin Clinton bakal gantikan Barrack Obama.

Dampaknya, indeks saham regional Asia kompak melemah kemarin, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup terkoreksi ke level 5.414 atau turun 56,36 poin (1,03 persen).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita monitor saja dari sisi reaksi pasar," kata Sri Mulyani saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (9/11).

Lebih lanjut, Sri Mulyani meyakinkan bahwa fundamental ekonomi nasional dalam kondisi baik. Hal ini diyakininya bisa meredam sentimen negatif di pasar yang dipicu oleh keadaan politis Negeri Paman Sam.

"Saya rasa, dari sisi perekonomian Indonesia, berbagai indikator setidaknya memberikan confidence.  Dari sisi pertumbuhan ekonomi, pengelolaan fiskal, dan neraca pembiayaan kita semuanya relatif tidak pada zona yang berbahaya," jelasnya.

Menurut Sri Mulyani, lama gejolak di pasar tergantung dari kebijakan yang akan diambil Trump ke depan.

"Market itu kan bereaksi berdasarkan informasi dan harapan yang mereka miliki, tentu tergantung dari harapan mereka dari apa yang berkembang di AS," ujarnya.

Secara umum, Sri Mulyani menghormati warga Amerika Serikat yang telah memilih Trump sebagai pemimpin melalu proses demokrasi.

"Kita hormati pilihan rakyat Amerika dalam memilih pimpinan mereka. Sebagai negara demokratis, kita juga ingin pilihan rakyat selalu dihormati," jelasnya.

Sebagai informasi, Trump berhasil mengungguli Clinton dengan perolehan 288 electoral votes, memenuhi syarat minimal 270 electoral votes bagi seorang calon presiden  AS untuk memenangi pemilu. Sementara, Clinton hanya mampu meraup 215 electoral votes. (gir/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER