Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi, alokasi belanja pemerintah yang tak terbelanjakan sesuai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di akhir tahun bisa berkurang dari 5 persen menjadi 2 persen saja.
"Secara historis APBN itu 5 persen dari belanja yang dialokasikan itu tidak terpakai. Tapi 5 persen itu bisa menurun menjadi 2 persen saja," ucap Sri Mulyani, Selasa (8/11).
Pasalnya, asumsi belanja pemerintah yang tak terpakai sebesar 5 persen berasal dari total APBN sebesar Rp2.082,9 triliun. Namun, pada Agustus lalu, pemerintah telah membuat APBN lebih realistis dengan melakukan pemotongan anggaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari pemotongan pada Agustus lalu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menghemat pengeluaran sekitar Rp150 triliun sehingga alokasi pengeluaran pemerintah hanya sebesar Rp1.932,9 triliun yang tertuang dalam APBN Perubahan 2016.
Namun begitu, untuk sementara, Sri Mulyani memasang target belanja pemerintah dapat terealisasi sebesar 95 persen dari target APBNP 2016.
"Biasanya, pada akhir tahun, (belanja pemerintah) tidak mencapai 100 persen," imbuh Sri Mulyani.
Adapun keyakinan tersebut berasal dari realisasi belanja pemerintah hingga Oktober lalu yang telah mencapai 75 persen atau sebesar Rp1.455,1 triliun dari target APBNP 2016.
Selain itu, beberapa Kementerian/Lembaga (K/L) telah menggarap proyek lebih awal karena proses lelang proyek telah dilakukan sebelum memasuki tahun 2016.
Sri Mulyani juga meyakini, belanja pemerintah yang mencapai 95 persen tersebut akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia secara kumulatif sampai akhir tahun yang ditargetkan berada di angka 5,2 persen sesuai APBNP 2016 atau setidaknya tumbuh dikisaran 5 persen sampai 5,1 persen.
(gir/gen)