BI Ramal Suku Bunga The Fed Tetap Naik di Akhir Tahun

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Kamis, 10 Nov 2016 15:57 WIB
Proyeksi BI atas kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (The Fed) tak terlepas dari keyakinan independensi The Fed dan sistem birokrasi AS yang maju.
Logo BI. (REUTERS/Iqro Rinaldi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memprediksi bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve akan tetap mengerek suku bunga acuannya akhir tahun nanti, meskipun hitung cepat lembaga survei AS saat ini mengunggulkan Donald Trump sebagai presiden barunya.

"Kalau ekspektasi kami, masih akan menaikkan suku bunga. The Fed itu independen, tidak akan melihat situasi politik, lebih kepada dinamika ekonominya," terang Kepala Departemen Pendalaman Pasar Uang BI Nanang Hendarsah kepada CNNIndonesia.com, Kamis (10/11).

Nanang menilai, sistem birokrasi negara Paman Sam sudah sangat maju, sehingga tidak akan cepat berubah meskipun posisi kepala negara mengalami pergantian. Di samping itu, ia optimistis, Indonesia masih mampu meredam dampak eksternal yang ditimbulkan The Fed.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi, menurut saya, ruang untuk menaikkan Fed rate nya masih ada, tapi berdasarkan pengalaman kami, sekarang justru tidak ada pengaruh. Tahun lalu, di Desember mereka naikan kita baik-baik saja. Jadi, jangan takut," ujarnya.

BI, lanjut dia, tetap membuka ruang pelonggaran moneternya dengan menurunkan suku bunga BI 7 Days Reverse Repo rate di penghujung tahun. Namun, keputusan tersebut masih sangat bergantung dengan data-data ekonomi, seperti inflasi, proyeksi PDB, neraca pembayaran dan stabilitas keuangan dalam negeri.

"Semuanya mendukung, tapi kita juga perlu memperhatikan kestabilan eksternal, seperti The Fed dan Brexit. Hal-hal seperti itu tetap menjadi perhitungan kebijakan," imbuh dia.

Reaksi negatif yang diberikan pasar terhadap kemenangan Donald Trump memang sempat terasa. Namun, pada perdagangan Rabu (10/11), bursa saham AS justru menghijau pada sesi pembukaan.

Prediksi bank sentral berbanding terbalik dengan ramalan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Ia justru menilai kemenangan Donald Trump sebagai presiden AS akan diikuti dengan keputusan The Fed menahan kenaikan suku bunga acuannya di akhir tahun.

"Saya tak yakin The Fed berani, kalau situasi atau reaksi pasar tidak bagus," ujar Darmin kemarin. (bir/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER