Konsumsi Pemerintah Batasi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Selasa, 08 Nov 2016 10:33 WIB
Kebijakan penghematan belanja pemerintah memengaruhi konsumsi, ditambah pelemahan ekspor yang menghambat ruang gerak pertumbuhan ekonomi kuartal III.
Bank Indonesia (BI) menilai pertumbuhan ekonomi nasional kuartal ketiga yang sebesar 5,02 persen atau lebih rendah ketimbang kuartal sebelumnya, yaitu 5,19 persen, dikarenakan terbatasnya pertumbuhan konsumsi pemerintah dan ekspor. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) menilai pertumbuhan ekonomi nasional kuartal ketiga yang sebesar 5,02 persen atau lebih rendah ketimbang kuartal sebelumnya, yaitu 5,19 persen, dikarenakan terbatasnya pertumbuhan konsumsi pemerintah dan ekspor.

Tirta Segara, Direktur Eksekutif BI mengungkapkan, pelemahan konsumsi pemerintah dipengaruhi oleh kebijakan penghematan belanja pemerintah. Sementara, pelemahan kinerja ekspor sejalan dengan pemulihan ekonomi global yang belum kuat, dan harga komoditas yang masih relatif rendah.

"Di sisi investasi, masih minimnya peran investor swasta berdampak pada pertumbuhan investasi yang melambat di tengah berlanjutnya pembangunan proyek infrastruktur oleh pemerintah," ujarnya, Selasa (8/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beruntung, sambung Tirta, konsumsi rumahtangga tumbuh cukup kuat yang didukung oleh perkembangan harga yang terjaga. Makanya, jika diteliti, pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga ini tetap lebih tinggi ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya.

BI memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal keempat akan lebih kinclong didorong oleh perbaikan konsumsi rumahtangga, sejalan dengan inflasi yang terjaga dan ekspektasi pendapatan yang lebih tinggi.

Selain itu, masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang dimulai serentak pada kuartal keempat ini diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan konsumsi lembaga nonprofit.

Optimisme lainnya, kata Tirta, implementasi paket kebijakan pemerintah untuk meningkatkan daya saing dan memperbaiki iklim investasi yang diharapkan bisa merangsang kinerja investasi di dalam negeri.

Di sisi lain, pelonggaran moneter yang telah dilakukan dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan ikut memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi seiring dengan efektivitas transmisi kebijakan moneter yang semakin baik ke depannya.

"BI akan terus memonitor berbagai perkembangan domestik maupun eksternal, memperkuat koordinasi dengan pemerintah. Dengan stabilitas makroekonomi yang terjaga, perekonomian Indonesia akan dapat tumbuh pada tingkat yang lebih tinggi secara berkesinambungan," imbuh Tirta. (bir/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER