Menko Darmin: Kenaikan Bunga The Fed Bakal Lemahkan Rupiah

Yuliyanna Fauzi | CNN Indonesia
Senin, 14 Nov 2016 21:13 WIB
Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meyakini dampak pelemahan rupiah terhadap dollar AS tak akan berkepanjangan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution telah mengantisipasi dampak dari rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) dalam waktu dekat ini terhadap pelemahan nilai tukar rupiah.(CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution telah mengantisipasi dampak dari rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) dalam waktu dekat ini terhadap pelemahan nilai tukar rupiah.

"Memang lebih besar kemungkinan (suku bunga The Fed) naik," ucap Darmin di kantornya, Senin (14/11).

Namun begitu, Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini meyakini, dampak pelemahan rupiah terhadap dollar AS tak akan berkepanjangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini sementara, Rupiah masih bisa balik lagi (ke kisaran normal)," yakin Darmin.

Sebelumnya, Gubernur BI Agus Martowardojo juga meyakini jelang akhir tahun ini, suku bunga acuan Bank Sentral AS (Fed Rate) akan naik sekalipun Pemilihan Presiden AS ke-45 memberikan hasil yang mengejutkan dengan kemenangan Donald Trump dari Partai Republik.

"Ketika Pemilu di AS diumumkan, itu banyak pandangan yang mengarah mungkin kenaikan Fed Rate akan tertunda. Tapi setelah Trump menyampaikan statemen kemenangannya, kelihatannya Fed Rate tetap akan naik satu kali tahun ini," kata Agus pekan lalu.

Tak hanya meramal kenaikan Fed Rate akhir tahun ini, Agus juga meyakini, The Fed akan menaikkan Fed Rate hingga dua kali pada tahun depan dan tiga kali pada 2018.

Sementara itu, Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Destry Damayanti meramalkan, The Fed akan menaikkan Fed Rate pada rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 13-14 Desember 2016 mendatang.

Adapun pemicu kenaikan Fed Rate, menurut Destry karena sentimen positif dari perbaikan perekonomian AS pada kuartal III lalu. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER