OJK Pastikan Gejolak Rupiah Belum Ganggu Kesehatan Perbankan

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Selasa, 15 Nov 2016 09:02 WIB
OJK pernah melakukan stress test terhadap rupiah jika terdepresiasi hingga ke level Rp17 ribu per dolar AS dan industri perbankan dipastikan masih tetap sehat.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tambupolon menilai gejolak nilai tukar rupiah belum mengganggu stabilitas perbankan di Indonesia. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai gejolak nilai tukar rupiah belum mengganggu stabilitas perbankan di Indonesia.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tambupolon menerangkan, menurunnya jumlah penyaluran kredit berdenominasi valuta asing (valas) menjadi faktor yang mengurangi risiko kurs. Hal ini yang membuatnya yakin bahwa volatilitas rupiah tidak akan berpengaruh signifikan terhadap ketahanan perbankan nasional.

"Kalau dilihat kan data pinjaman luar negeri kan semakin menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jadi, tidak ada masalah," ungkap Nelson, Senin (14/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

OJK mencatat pertumbuhan kredit valas pada semester I 2016 sebesar Rp593,61 triliun. Jumlah tersebut menurun 7,76 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp643,55 triliun.

Sebelumnya, OJK pernah melakukan uji ketahanan (stress test) terhadap nilai tukar rupiah jika terdepresiasi hingga menyentuh level Rp17 ribu per dolar AS. Dengan nilai tersebut, industri perbankan dinilai tetap tak terganggu dan masih terbilang sehat.

Dengan demikian, lanjutnya, meski rupiah sempat menyentuh angka Rp13.863 pada perdagangan Jumat lalu (11/11), Nelson optimis kondisi perbankan tidak akan terdampak. Terlebih lagi, rupiah pada penutupan perdagangan Jumat lalu berhasil membaik ke level Rp13.383 atau turun 245 poin (1,86 persen).

"Nah sekarang ini masih jauh ya, masih dibawah Rp14 ribu," pungkas Nelson.

Namun demikian, pada Senin sore (14/11) OJK memanggil direksi Bursa Efek Indonesia (BEI) dan direksi sejumlah bank besar di Indonesia. Pemanggilan dilakukan guna menyikapi dan mengkoordinasikan kebijakan terkait pelemahan rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Kami dipanggil OJK, jam 18.00. Kami juga akan bertukar informasi dengan perbankan,” ungkap Direktur Utama BEI, Tito Sulistio, Senin (14/11). (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER