Diskon Alokasi Modal Inti Bank Sepi Peminat

Dinda Audriene Mutmainah | CNN Indonesia
Senin, 14 Nov 2016 13:36 WIB
OJK menilai, insentif yang dirilis April lalu tersebut tak laku lantaran ekspansi jaringan membuka kantor cabang bukan prioritas perbankan.
Kantor OJK. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma).
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mensinyalir insentif berupa diskon alokasi modal inti bank untuk membuka cabang yang dirilis April lalu belum cukup ampuh menyeret turun margin bunga bersih (net interest margin/NIM) perbankan. Buktinya, hingga saat ini, OJK belum mencatat ada perbankan yang memanfaatkan insentif tersebut.

Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Nelson Tambupolon mengatakan, kondisi ini disebabkan pembukaan cabang baru bukanlah prioritas perbankan. Sehingga, mereka tidak fokus untuk menurunkan rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan menurunkan rasio NIM.

"Ya, kelihatannya buka cabang itu bukan prioritas mereka. Jadi, memperluas usaha dengan membuka kantor baru kelihatannya belum menjadi pilihan mereka, karena masih ada kelesuan di sektor riilnya," ujarnya, Senin (14/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, kemungkinan besar perbankan juga masih memiliki kapasitas atawa modal yang besar untuk membuka cabang. Sehingga, ekspansi jaringan tetap bisa dilakukan tanpa insentif dari OJK.

"Mereka mungkin juga masih punya kapasitas longgar untuk membuka cabang, karena itu kan bergantung kekuatan modalnya juga," imbuh Nelson.

Sekadar mengingatkan, April lalu, OJK mengeluarkan insentif bagi perbankan dengan batas BOPO yang memiliki rasio BOPO lebih rendah dari 75 persen untuk bank BUKU 3 dan BUKU 4. Sementara, batas rasio BOPO bagi bank BUKU 1 dan BUKU 2 lebih rendah dari 85 persen.

Adapun, batasan rasio NIM yang dapat memperoleh insentif, yakni rasio NIM yang lebih rendah dari 4,5 persen. Batasan tersebut berlaku bagi semua BUKU. Kenyataannya, NIM perbankan justru menunjukkan tren meningkat.

Pada paruh pertama tahun ini, NIM perbankan naik sebesar 27 basis poin secara tahunan (year to date) menjadi 5,59 persen. Namun, sebenarnya, NIM perbankan terbilang turun jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu, yakni 5,32 persen. (bir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER