Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina Patra Niaga berjanji memenuhi dua tuntutan 200 Awak Mobil Tangki (AMT) Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Plumpang, yang sudah mogok kerja selama dua pekan. Anak usaha PT Pertamina (Persero) di bidang niaga BBM melunak setelah dilakukan mediasi oleh Kementerian Ketenagakerjaan.
Direktur Utama Patra Niaga, Gandhi Sriwidodo menjelaskan, salah satu tuntutan yang akan dipenuhi perusahaan adalah pemberian tunjangan bagi pegawai yang memasuki masa pensiun. Hal ini bisa dilakukan meski pegawai AMT merupakan tenaga sewa (outsource) dari PT Sapta Sarana Sejahtera.
Nantinya, kata Gandhi, hak pensiun akan dimasukkan ke dalam kontrak kerja antara Patra Niaga dan Sapta Sarana. "Hal ini akan dimasukkan ke dalam komponen pengupahan masuk dalam nilai kontrak," ujar Gandhi, Rabu (16/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tuntutan lain yang dipenuhi perusahaan, kata Gandhi, mempekerjakan kembali para pegawai yang sebelumnya terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Namun, perusahaan masih harus meilah-milah jenis pekerjaan yang bisa diberikan.
Alasannya, sebagian besar pekerja yang terkena PHK adalah krani atau petugas yang mengatur rute mobil tangki. Karena pekerjaan ini sudah dilakukan secara otomatis menggunakan teknologi, maka mau tak mau pegawai ini dirumahkan.
"Sedang kami upayakan untuk bisa dipekerjakan kembali, namun dengan pekerjaan yang tersedia. Kalau mau jadi awak mobil, kami siap menerima kalau memenuhi persyaratan," ujarnya.
Kendati demikian, ia mengatakan perusahaan tetap tak bisa mengambulkan tuntutan AMT untuk menjadi pegawai tetap Patra Niaga. Pasalnya, perseroan tak punya keterlibatan hukum secara langsung dengan Sapta Sarana.
Di samping itu, tuturnya, Patra Niaga juga tidak bisa memenuhi semua keinginan AMT di dalam mendapatkan akses Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. Namun, Patra Niaga meminta Sapta Sarana untuk memenuhi hak pegawai atas BPJS Ketenagakerjaan.
"Selain itu, hak cuti supir juga kami minta kepada Sapta Sarana untuk dipenuhi," jelasnya.
Kendati sudah dua pekan diwarnai mogok kerja, Gandhi memastikan aktivitas distribusi BBM ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dari depot Plumpang tidak terganggu. Pasalnya, perusahaan mendatangkan awak tambahan dari Merak, Balongan, dan Cikampek untuk menggantikan para sopir yang mogok.
"Sehingga kekurangan awak bisa diantisipasi. Dan kami juga akan lakukan rekrutmen awak mobil tangki," tambahnya.
Selain itu, ia mengatakan tidak semua pekerja AMT ikut mogok kerja. Dari 1.178 AMT, yang aktif mogok kerja hanya 200 pegawai. Sehingga, aktivitas pengiriman BBM ke 819 SPBU tetap berjalan dengan lancar.
"Jadi sebagian besar AMT sudah puas di Patra Niaga. Banyak yang bertahan sampai lebih dari 10 tahun," terangnya.
(ags)