Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan sebagian gas proyek laut dalam (
Indonesia Deepwater Development/IDD) hasil produksi Eni Muara Bakau di Lapangan Jangkrik siap diekspor tahun depan.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmaja menyebutkan, gas siap ekspor itu merupakan hasil produksi tahap (
trance) ketiga, yang dipastikan tidak terserap di dalam negeri. Kendati demikian, ia tak menyebut besaran gas yang akan diekspor tersebut.
"
Tranche C itu diizinkan untuk diekspor karena tidak terserap dalam negeri. Sementara
tranche A dan
tranche B sebagian besar dialokasikan bagi PT Pertamina (Persero) dan kebutuhan listrik PT PLN (Persero)," ujar Wiratmaja ditemui di Kementerian ESDM, Rabu (16/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga melanjutkan, sudah ada pihak internasional yang menawar gas yang diekspor dari proyek Jangkrik, yang merupakan Wilayah Kerja (WK) Muara Bakau yang dioperatori Eni itu. Dengan demikian, ada kemungkinan
Liquefied Natural Gas (LNG) yang belum terserap (
commited) sebesar 63 kargo bisa berkurang.
Pada tahun depan, lanjut Wiratmaja, akan ada delapan kargo LNG yang sudah dipesan. Sehingga nantinya masih ada 55 kargo lagi yang perlu dijual. Tetapi, ia tak menyebut apakah gas dari IDD Jangkrik termasuk di dalam delapan kargo yang sudah dipesan tersebut.
"Doakan saja, ada yang menawar gas
uncommited. Nanti kalau sudah deal, akan kami beritahu lebih lanjut," jelasnya.
Sebagai informasi, proyek IDD Jangkrik memakan investasi sebesar US$4 miliar, di mana alokasi untuk lapangan Jangkrik sebesar US$2,8 milliar dan dan lapangan Jangkrik North East sebesar US$1,2 miliar. IDD Jangkrik ini diharapkan bisa menghasilkan gas 400 MMSCFD dan mencapai puncak 450 MMSCFD.
(ags)