Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka batas bawah harga saham Rp50 pada paruh pertama tahun depan belum mendapatkan restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Kepala Departemen Pengawas Pasar Modal 2A OJK Fakhri Hilmi menilai, kondisi pasar yang masih tidak menentu belum memungkinkan untuk regulator mengamini rencana penghapusan batas saham gocap tersebut.
"Belum. Kalau kondisi sekarang belum kayaknya," ungkap Fakhri, Selasa (22/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana tersebut, kata Fakhri, akan kembali didiskusikan oleh OJK untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk membuka batas bawah harga saham di BEI. OJK sendiri tak yakin semester I 2017 menjadi waktu yang tepat untuk merealisasikan hal tersebut.
"Kami mungkin akan diskusi lagi. Kan kondisi terakhir berbeda. Jadi, belum, belum akan dibuka, masih diskusi lagi," tegas dia.
Sebelumnya, Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Hamdi Hassyarbaini menyatakan, BEI akan menghapus batasan nilai saham terendah pada semester I 2017. Melalui penghapusan tersebut, diharapkan emiten untuk meningkatkan kinerjanya.
"Salah satu tujuannya untuk meningkatkan likuiditas. Kalau saham dipatok pada harga Rp50 per saham, kalau mau jual di Rp40 per saham kan tidak bisa, kalau dibuka maka bisa ditransaksikan," ucap Hamdi, beberapa waktu lalu.
Sementara, Direktur Utama BEI Tito Sulistio menjelaskan, aturan pembatasan harga saham Rp50 dibuat ketika kondisi pasar modal tengah merosot (bearish). Namun, kondisi pasar modal yang sudah membaik pada tahun ini menjadi faktor BEI ingin membuka kembali pembatasan tersebut.
"Dulu pembatasan Rp50 dibuat pada saat bursa bearish. Jadi, prinsipnya, sebenarnya bursa tidak mau melakukan itu. Nah, sekarang kan pasar sudah mulai naik, mulai normal lagi. Sebenernya, bursa tak boleh membuat perubahan-perubahan seperti itu," kata Tito beberapa waktu lalu.
Sayangnya, kondisi pasar kembali bergerak volatile pasca kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS), di mana saat ini IHSG berada di bawah level 5.200. Padahal, sebelum kemenangan Trump, IHSG berada di kisaran 5.400.
(bir)