Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Permata Syariah mengincar pertumbuhan tabungan dan giro sebagai sumber pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) kedepannya.
Direktur Utama Bank Permata Syariah Achmad K. Permana menargetkan tahun depan Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Permata itu mampu meraup pertumbuhan simpanan dana haji hingga Rp1 triliun. Saat ini, tercatat dana haji dihimpun oleh Bank Permata Syariah mencapai Rp2 triliun.
Strategi tersebut, menurut Permana mampu, mendongkrak efisiensi perusahaan dalam mengelola sumber dana. Dengan sumber dana yang murah, Bank Permata Syariah mampu menawarkan pembiayaan perumahan (KPR) dengan marjin yang rendah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertumbuhan CASA kami melejit hingga 63 persen, karena deposito berjangka kami buang-buangin, kami ganti dengan DPK yang lebih murah ,sehingga savingnya permata syariah itu berkontribus 10 persen dari total saving Permata konvensional," ujar Permana, Rabu (23/11).
Dengan potensi penduduk Muslim terbesar di dunia, Permana yakin kontribusi dana haji terhadap pertumbuhan bisnis Bank Permata Syariah akan sangat besar.
Demi mengejar potensi tersebut, Bank Permata Syariah pun rela harus jemput bola hingga ke pelosok daerah Indonesia dengan memanfaatkan Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai).
Laku Pandai merupakan program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk penyediaan layanan perbankan atau layanan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank), dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi. Ia mengatakan bank bisa memanfaatkan para pemuka agama di daerah sebagai agen Laku Pandai.
"Masalah dari program haji kan kami harus mengejar hingga ke pelosok-pelosok yang tidak bisa kita jangkau dengan kehadiran cabang, nah itu akan kami coba kejar dengan agen Laku Pandai," ujarnya.
Meski baru sebatas rencana, jika program ini berjalan, Bank Permata Syariah akan menjadi Unit Usaha Syariah (UUS) pertama yang terjun ke bisnis Laku Pandai mendahului induk usahanya yakni Bank Permata yang memang belum terjun ke program Laku Pandai.
"Makanya kami mau minta izin ke OJK untuk relaksasi aturan, karena aturannya yang ada adalah harus induknya dulu," ujarnya.
(gir)