Laju Ekonomi RI Bakal Direcoki Faktor Eksternal Tahun Depan

Dinda Audriene Mutmainah | CNN Indonesia
Kamis, 24 Nov 2016 13:20 WIB
Tidak hanya perekonomian negara Paman Sam, perlambatan ekonomi China juga ikut mendorong penurunan volume perdagangan Indonesia.
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Achmad Baiquni menerangkan pengaruh perekonomian global terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang kompleks. (CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah).
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Achmad Baiquni menerangkan pengaruh perekonomian global terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang kompleks. Tengoklah, sinyal positif perekonomian Amerika Serikat (AS) baru-baru ini justru menyeret nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan berpotensi membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi.

Tidak hanya perekonomian negara Paman Sam, Baiquni bilang, perlambatan ekonomi China juga ikut mendorong penurunan volume perdagangan Indonesia. Di sisi lain, perekonomian Eropa dan Jepang juga belum pulih setelah krisis berkepanjangan.

"Dalam pandangan kami, faktor eksternal membawa tantangan lebih kompleks pada perekonomian dan iklim investasi tahun depan," ujarnya, Kamis (24/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, iklim investasi yang sehat merupakan salah satu kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Harap maklum, investasi dalam sektor riil boleh dibilang memiliki korelasi positif dan langsung terhadap pertumbuhan ekonomi, karena bisa menurunkan tingkat penangguran sekaligus meningkatkan kesejahteraan.

Namun demikian, investasi sektor riil sendiri bersifat kompleks. Makanya, tak heran jika pemerintah telah melakukan identifikasi permasalahan tersebut dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

"Masalah sektor riil, khususnya di industri masih lemah. Ekspor masih didominasi oleh barang mentah, ketergantungan impor bahan baku domestik, produktivitas rendah, penyebaran tidak merata karena konsentrasi masih di Jawa dan Sumatera," terang Baiquni.

Hal itulah yang mengakibatkan gejala deindustrialisasi mutlak menjadi peran bersama dalam menyelesaikan permasalahan dalam sektor riil. Berdasarkan buku Strategy For The Development, ada tiga strategi utama mengembangkan investasi.

Yaitu, penguatan ekonomi makro, stabilitas ekonomi dan politik; penyediaan infrastruktur, dan perbaikan tata kelola pemerintah dan kelembagaan yang baik, termasuk perpajakan dan sektor keuangan.

Kendati demikian, Baiquni mengingatkan, Indonesia patut berbangga, karena secara alamiah Indonesia termasuk salah satu negara emerging market yang terbilang atraktif sebagai negara tujuan investasi.

Hal itu dapat terlihat dari jumlah populasi penduduk sebanyak 250 juta jiwa, sehingga memiliki sumber daya manusia yang banyak, pertumbuhan kelas menengah, sampai pendapatan per kapita yang meningkat, dan sumber daya alam (SDA) yang melimpah.

"Ini merupakan potensi pasar yang luar biasa. Tetapi, kita juga perlu waspada karena banyak negara dengan jumlah SDA melimpah justru sulit maju, karena terlena dengan eksploitasi SDA dan tidak mengembangkan sektor yang lebih berkesinambungan," pungkas Baiquni. (bir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER