Menko Darmin Nasution Punya 1.001 Alasan Ekonomi RI Masih Oke

Yuliyanna Fauzi | CNN Indonesia
Kamis, 10 Nov 2016 18:18 WIB
Perbaikan yang perlu dilakukan pemerintah adalah memaksimalkan porsi konsumsi berkelanjutan, perbaikan belanja pemerintah, dan peningkatan investasi swasta.
Perbaikan yang perlu dilakukan pemerintah adalah memaksimalkan porsi konsumsi berkelanjutan, perbaikan belanja pemerintah, dan peningkatan investasi swasta. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah mengungkapkan perekonomian Indonesia sepanjang 2016 berada pada tingkat yang cukup memuaskan dengan pertumbuhan ekonomi sampai kuartal III sebesar 5,02 persen dan secara kumulatif (year on year/yoy) mencapai 5,04 persen.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memaparkan, ada beberapa alasan yang menunjukkan kualitas perekonomian Indonesia tahun ini.

Pertama, pertumbuhan ekonomi, diyakini Darmin dapat mendekati target 5,2 persen atau setidaknya berada di angka 5,1 persen di akhir tahun. Pasalnya, Darmin meramal pertumbuhan di kuartal IV akan membaik bila dibandingkan kuartal III.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami yakin kuartal IV lebih tinggi. Karena dilihat dari track record-nya, selalu lebih tinggi. Kelemahan di kuartal III adalah pengeluaran pemerintah tapi biasanya di akhir tahun akan meningkat," jelas Darmin, Kamis (10/11).

Tak hanya pertumbuhan yang mencapai target, dari segi kualitas, pertumbuhan sampai akhir tahun terlihat dari penurunan tingkat kesenjangan atau gini ratio, garis kemiskinan, hingga jumlah pengangguran.

Kedua, konsumsi masyarakat diprediksi juga meningkat bersamaan dengan panen raya sepanjang November-Desember yang membuat konsumsi masyarakat tetap besar kontribusinya. Hal ini juga membantu pemerintah dalam menjaga inflasi.

Ketiga, terkait inflasi. Darmin mengatakan, inflasi akan terjaga dikisaran 2,5 persen sampai tiga persen sampai akhir tahun. Sementara, inflasi saat ini berada dikisaran 2,1 persen sampai 2,2 persen.

Stabilnya inflasi, menurut Darmin, karena pemerintah cukup sukses mengontrol pasokan dan harga pangan. Adapun inflasi Indonesia di akhir tahun, katanya, dapat menyamai capaian inflasi Filipina.

"Ada negara yang inflasinya sama seperti kita, yakni Filipina. Dalam 15 tahun terakhir, mereka bisa mengendalikan inflasinya di angka 2,5 persen sampai 3 persen," katanya.

Dengan inflasi yang terjaga, mantan Direktur Jenderal Pajak yakin, ruang pelonggaran dari Bank Indonesia (BI) akan kembali terbuka dan diharapkan dapat bertahan sampai tahun depan.

Keempat, defisit anggaran primer dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 mulai menyempit, terlebih dengan adanya program pengampunan pajak atau tax amnesty.

"Keseimbangan primer menjadi ukuran kami bisa membiayai utang, termasuk membayar utang tidak dengan cara berutang. Meski, fiskal masih belum cukup kuat dan sehat," imbuh Darmin.

Kelima, kehadiran tax amnesty turut menjadi stimulus anggaran negara yang bahkan jumlahnya paling tinggi dibandingkan negara lain, yakni mencapai 0,81 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Sedangkan, tax amnesty di negara lain, misalnya Chile hanya menyumbang 0,62 persen dari PDB, India 0,35 persen, Italia 0,24 persen, Spanyol 0,12 persen, dan Australia 0,04 persen.

Satu hal yang perlu dilakukan pemerintah menurut Darmin, adalah memaksimalkan porsi konsumsi berkelanjutan, perbaikan belanja pemerintah, dan peningkatan investasi swasta.

Sebab, kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai 5,1 persen di kuartal II 2016, yakni terdiri dari 1,3 persen investasi pemerintah dan 3,9 persen investasi swasta. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER