Jakarta, CNN Indonesia -- Kedatangan delegasi Iran ke Indonesia pada akhir pekan lalu dibarengi dengan pernyataan minat perusahaan pelat merah negara tersebut untuk membangun dua kilang pengolahan minyak mentah di Indonesia.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja menyebut delegasi Iran menyatakan siap membangun satu kilang secara mandiri, sementara satu kilang lainnya melalui kerjama dengan PT Pertamina (Persero).
“Satu kilang akan dibangun melalui badan hukum swasta, sementara Kilang Bontang harus bekerjasama dengan Pertamina,” kata Wiratmaja, dikutip dari laman Kementerian ESDM, Senin (28/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun sesuai dengan prosedur yang berlaku, Wiratmaja menyebut Iran harus siap bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang siap merayu Pertamina untuk dilibatkan dalam pembangunan kilang Bontang.
“Besaran kapasitas kilang yang ingin dibangun Iran, berkisar antara 100 ribu hingga 300 ribu barel per hari. Nanti supply crude-nya dari mereka,” tambahnya.
Terkait kilang Bontang di Kalimantan Timur, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar sendiri menilai skema penugasan langsung akan lebih tepat diberikan kepada Pertamina untuk mempercepat pembangunan kilang senilai US$12 miliar hingga US$15 miliar tersebut.
Menurut Arcandra, percepatan pembangunan kilang Bontang diperlukan karena utilisasi kilang nasional tidak bisa memenuhi permintaan Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional. Menurut dia, utilitas kilang nasional saat ini hanya 800 ribu barel per hari, sementara kebutuhan BBM setiap harinya mencapai 1,6 juta barel.
"Kami juga lihat, dulu itu memang sudah rencana Pertamina, sehingga kami upayakan untuk dipercepat. Apalagi, ini sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo. Arahnya memang penugasan. Tapi, belum diputuskan. Sedang kami upayakan untuk penugasan langsung," ujarnya, Jumat (18/11) lalu.
Lebih lanjut ia menuturkan, proses skema penugasan langsung bisa lebih cepat 1,5 tahun dibanding skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Pasalnya, identifikasi KPBU membutuhkan waktu dua tahun. Sementara, pemilihan mitra Pertamina di dalam penugasan langsung cuma 5-8 bulan.
"Arahnya penugasan langsung ini kan dengan pertimbangan percepatan pembangunan. Kalau dibandingkan KBPU, InsyaAllah, secara teori prosesnya bisa dipercepat. Untuk proses pengadaan, kemitraan dengan siapa, cari investor bagaimana, kan bisa dipercepat selama delapan bulan," tutur Arcandra.
Kilang Bontang merupakan proyek strategis nasional yang dilakukan dengan skema KPBU menurut Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2016. Kilang GRR Bontang rencananya akan berkapasitas 300 ribu barel per hari.