Jakarta, CNN Indonesia -- Suplai listrik berlebih di wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo (SulutGo) menyebabkan kondisi kelistrikan kedua wilayah tersebut mencatatkan surplus hingga 70,9 Mega Watt (MW) dengan daya mampu 414,8 MW dan beban puncak mencapai 343,9 MW.
Suplai listrik tersebut salah satunya berasal dari optimalisasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Gorontalo yang beroperasi September lalu dengan daya mencapai 100 MW.
Saat ini, rasio elektrifikasi di Sulawesi Utara telah mencapai 90,15 persen, atau meningkat 3,58 persen dari tahun lalu. Selain beroperasinya PLTG Gorontalo, peningkatan ini terjadi berkat optimalisasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong unit 5 tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri ESDM Ignasius Jonan sempat melakukan kunjungan kerja ke instalasi PLN Suluttenggo tepatnya di Area Pengatur Beban Sektor Minahasa dan PLTP Lahendong pada Sabtu (27/11) lalu.
Dalam kunjungannya, Jonan meminta badan usaha swasta untuk turut berpartisipasi dalam mengembangkan sumber energi panas bumi. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya pemenuhan target 2.300 megawatt dari PLTP pada 2025.
"Arahan Bapak Presiden itu partisipasi masyarakat dan swasta, baik swasta nasional maupun swasta asing itu diharapkan. Jadi tidak tergantung pada APBN maupun bergantung pada BUMN semata," kata Jonan usai meninjau PLTP Lahendong di Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara seperti dilaporkan
Antara, Minggu (27/11).
Pembeli energi listrik dari panas bumi diharapkan dapat menekan tarif listrik yang saat ini masih diatas harga jual listrik sesuai Tarif Dasar Listrik (TDL) yang ditetapkan oleh Pemerintah. Penerapan tarif tinggi tersebut lantaran pengembangan panas bumi yang beresiko tinggi dan tingginya nilai investasi.
Melalui sistem hulu ke hilir diharapkan bisa menekan biaya tarif listrik panas bumi. Jika berhasil beroperasi penuh, PLTP yang berlokasi di Sulawesi Utara diperkirakan sanggup menyediakan pasokan listrik hingga kapasitas 120 MW.
Direktur Bisnis Regional PLN Machnizon Masri mengatakan pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) di Sulawesi Utara dan Gorontalo memiliki potensi yang besar. Selain PLTG dan PLTU yang telah existing di Sulut dan Gorontalo, terdapat juga 4 unit pembangkit tenaga panas bumi, 3 unit pembangkit tenaga mikro hidro, 7 unit pembangkit tenaga surya serta 2 unit tenaga biomassa dan tenaga angin. Presentasi pembangkit listrik EBT di SulutGo sebanyak 52 persen dari bauran energi pembangkit yang mensuplai SulutGo.
Secara keseluruhan PLN telah mengoperasikan PLTP dengan kapasitas sebesar 600 MW dari 1.500 MW kapasitas terpasang di Indonesia. Jumlah ini sama dengan 1/3 total kapasitas seluruh pembangkit panas bumi.
"PLN akan terus berupaya mengembangkan dan menyalurkan energi listrik dari panas bumi, serta energi baru terbarukan lainnya," jelasnya.
(evn)