OJK Siapkan Jurus Baru Dongkrak Pembiayaan Sektor Pangan

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Senin, 28 Nov 2016 17:35 WIB
OJK rilis program Akselerasi, Sinergi dan Inklusi Pangan untuk memperkuat kapasitas pembiayaan, khususnya di sektor pangan dan pertanian.
OJK rilis program Akselerasi, Sinergi dan Inklusi Pangan (Aksi Pangan) untuk memperkuat kapasitas pembiayaan, khususnya di sektor pangan dan pertanian. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bakal segera meluncurkan program Akselerasi, Sinergi dan Inklusi – Pangan (Aksi Pangan) dalam rangka mendorong penguatan kapasitas pembiayaan, khususnya di sektor pangan dan pertanian.

“Kami akan mendesain produk [pembiayaan] dan juga ekosistem di sektor pangan,” tutur Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Hotel Pullman, Senin (28/11).

Sebelumnya, OJK juga telah meluncurkan program sejenis di bidang kemaritiman melalui program Jangkau, Sinergi, Guideline (Jaring) pada tahun lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muliaman mengungkapkan, ada beberapa faktor penyebab sulitnya perbankan menyalurkan kredit ke pelaku sektor pangan pertanian.

Pertama, kurangnya informasi perbankan terhadap bisnis sektor pangan dan pertanian dan sebaliknya. Akibatnya, perbankan takut untuk masuk membiayai sektor tersebut dan petani tidak tahu cara memohon kredit.

Kedua, sulitnya akses pembiayaan juga bisa disebabkan oleh tidak adanya ekosistem bisnis yang jelas. Misalnya, dalam satu ekosistem terintegrasi terdapat penanggung jawab kualitas bibit tanaman, pemanen, penyaluran hasil panen, hingga asuransi.

“Jadi petani harus masuk dalam satu ekosistem pangan yang bagus agar bank lebih percaya diri membiayai sektor ini,” ujarnya.

Ketiga, akses kredit juga bisa terhambat karena karakteristik komoditas sektor pangan dan pertanian. Karenanya, pembiayaan ke sektor ini harus bisa lebih fleksibel.

“Cokelat dan sawit kan berbeda,” ujarnya.

Saat ini, lanjut Muliaman, OJK telah berkoordinasi dengan instansi terkait baik pemerintah, perbankan, perusahan pembiayaan hingga perusahaan asuransi.

Muliaman menyebutkan setidaknya ada 17 bank dan perusahaan pembiayaan yang siap berpartisipasi. Kemudian, OJK juga akan melibatkan Kementerian Pertanian.

“Tinggal bagaimana kita dudukkan program ini secara baik, untuk membangun ekosistem yang lebih jelas,” ujarnya.

Dengan adanya program Aksi-Pangan, Muliaman berharap terjadi peningkatan pertumbuhan pembiayaan di sektor pertanian dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Selain itu, program ini juga bisa memperluas akses petani terhadap jasa keuangan. Hal ini diiringi dengan peningkatan pemahaman pelaku sistem jasa keuangan terhadap bisnis sektor pertanian dan sektor pangan.

Pada akhirnya, kesejahteraan petani dan pertumbuhan perekonomian nasional bisa meningkat.

“Pembiayaan untuk sektor pangan ini sebenarnya tidak ada alasan untuk khawatir karena semua orang butuh pangan,” ujarnya.

Sebagai informasi, pembiayaan perbankan di sektor pangan dalam trend meningkat dengan tingkat rasio kredit bermasalah (NPL) yang masih terjaga.

Berdasarkan data OJK, per Agustus 2016, total penyaluran kredit ke sektor pangan telah mencapai Rp624,07 triliun dengan NPL kotor sebesar 3,21 persen. Realisasi ini naik 5,35 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu, Rp592,37 triliun. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER