Jokowi Pamer Lonjakan Rekor Doing Business RI

CNN Indonesia
Rabu, 30 Nov 2016 08:33 WIB
Presiden Jokowi tidak ragu lagi menyebut Donald Trump coba menjiplak kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia.
Presiden Jokowi tidak ragu lagi menyebut Donald Trump coba menjiplak kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia. (CNN Indonesia/Christie Stefanie).
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meminta para pemimpin perusahaan (direktur) domestik dan internasional meningkatkan kontribusi pada pembangunan ekonomi Indonesia di tahun depan.

"Saya berharap lebih banyak lagi diantara Anda yang berbisnis di Indonesia karena Anda adalah bagian dari proses pembangunan Indonesia," ujar Jokowi di hadapan para direktur yang hadir dalam perhelatan Forbes Global CEO Conference yang digelar di Hotel Shangrila, Jakarta, Selasa malam (29/11).

Saat meminta kontribusi dari para direktur yang hadir dalam Forbes Global CEO Conference, Jokowi tak lupa melancarkan jurus kedekatan sebagai sesama CEO.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya juga CEO, tidak hanya CEO untuk Indonesia, tetapi juga lebih dari 20 tahun, saya menjadi CEO dari perusahaan mebel dan bisnis ekspor," katanya disambut tepuk tangan para hadirin.

Sebagai imbal balik, Jokowi memberikan jaminan kepada direktur, terkait iklim bisnis dan investasi yang lebih ramah dan penuh kepastian. Kemudahan melakukan usaha, berupa perizinan, lisensi hingga kepastian hukum dijamin Jokowi pula dengan adanya 14 Paket Kebijakan yang telah menderegulasi dan menyederhanakan aturan-aturan usaha.

Ia menyebutkan, hal tersebut dijaminnya pula dengan bukti perbaikan peringkat kemudahan melakukan usaha (Ease of Doing Business/EoDB) 2017 di Indonesia yang melejit 15 peringkat, dari 106 ke 91.

"Itu rekor dunia yang belum pernah terjadi. Namun, itu belum memuaskan kami. Saya pastikan kita berada di atas peringkat 40 dalam EoDB dalam waktu segera mungkin," ucap Jokowi meyakini para pengusaha.

Tak hanya itu, Jokowi juga menjamin, pembangunan infrastruktur yang sedang dikerjakannya akan memberikan percepatan dan kenyamanan bisnis dan investasi dari pengusaha semakin terjamin.

Di hadapan para direktur domestik dan internasional itu, Jokowi merinci sejumlah proyek infrastruktur yang tengah dikerjakannya, yakni proyek pembangkit listrik berkapasitas 35 ribu megawatt (MW), pembangunan 1.000 kilometer (km) jalan tol, dan pembangunan 3.258 km jalur kereta.

Tak ketinggalan, pembangunan 15 bandara dan 10 perluasan bandara, pembangunan 24 pelabuhan dan perluasannya, serta pendirian Pusat Logistik Berikat (PLB) yang memudahkan kegiatan ekspor-impor bahan baku lebih efisien, menjadi modal 'jualan' Jokowi malam tadi.

Pamer Kinerja

Jokowi juga memamerkan beberapa hasil kerjanya dalam dua tahun terakhir. Pertama, pemangkasan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukannya di awal kepemimpinannya.

"Dalam waktu satu bulan sejak menduduki jabatan saya, saya mengurangi subisidi BBM sebanyak 80 persen dan ini membuat US$15 juta ruang fiskal terselamatkan," imbuh Jokowi.

Penghematan fiskal dari sisi subsidi BBM tersebut, digunakan untuk dialokasikan kepada pembangunan infrastruktur, pendidikan, perawatan kesehatan, dan lainnya.

Ia juga menyebutkan bahwa setelah pemangkasan subsidi BBM untuk masyarakat, ia akan menurunkan harga BBM untuk industri.

Selanjutnya, keberhasilan program pengampunan pajak atau tax amnesty tak luput disebutnya. Jokowi memastikan, tax amnesty di Indonesia menjadi yang paling berhasil di dunia, bahkan mengalahkan negara-negara yang pernah mengadakan tax amnesty.

"Hanya lima bulan, hasil tax amnesty Indonesia yang paling berhasil sepanjang sejarah dunia. Saat ini kami sudah mengumpulkan lebih dari US$10 miliar atau mencapai 1 persen dari Gross Domestic Product (Produk Domestik Bruto/PDB)," tekannya.

Trump Tiru Indonesia

Dalam kesempatan yang sama, usai memamerkan hasil kerja dan menjanjikan sejumlah jaminan bisnis, Jokowi menyebutkan bahwa program kerja yang diterapkannya ampuh dan bahkan akan dilakukan juga oleh Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45, Donald Trump.

Jokowi bilang, Trump tengah menpertimbangkan beberapa kebijakan, seperti meluncurkan program pengembangan infrastruktur, deregulasi aturan dan persyaratan bisnis serta meluncurkan program pengampunan pajak atau tax amnesty.

Untuk tax amnesty sendiri, Jokowi menyebutkan, Donald Trump akan sangat ambisius membidik target repatriasi penerimaan pajak mencapai US$2,5 triliun dari perusahaan dalam bentuk uang tunai yang berada di luar negeri.

"Saya harus mengatakan, 'Kok kedengaran saya, sepertinya saya mengenal semua program tersebut'," ucap Jokowi sambil tertawa.

"Kalau Trump ingin mendapatkan kiat dari saya, kami akan senang hati untuk membagikan pengalaman yang sudah kami dapatkan," lanjutnya penuh percaya diri.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER