Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebut cabai dan bawang merah bakal menjadi penyumbang inflasi tertinggi dalam dua bulan terakhir di tahun ini. Hal ini dikarenakan musim hujan selama November dan Desember yang meningkatkan risiko gagal panen dua komoditas tersebut.
Maklum, cabai dan bawang merah dianggap rentan dengan air, sehingga cepat busuk apabila dibiarkan dalam kondisi basah. Darmin memprediksi, inflasi akan didorong dari berkurangnya persediaan bawang merah dan cabai di pasaran. Sayangnya, ia tak bisa menyebut besaran kontribusinya terhadap inflasi secara total.
"Mungkin, November hingga Desember inflasi akan lebih tinggi. Karena pangan sangat erat dengan musim. Saat ini, hujan agak banyak sehingga tidak cocok untuk cabai dan bawang," jelas Darmin di Kementerian Perindustrian, Selasa (29/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, kondisi terbalik dialami komoditas lainnya, yakni padi. Musim hujan kali ini justru berdampak baik bagi produksi padi karena bisa memperbaiki panen. Sehingga, inflasi yang disumbang dari komoditas beras, kemungkinan akan kecil dalam dua bulan terakhir nanti.
"Ini hujan agak banyak, sehingga kelihatannya cocok untuk padi. Namun, tetap kondisi ini tidak baik untuk tanaman pokok lain, seperti jagung," katanya.
Sementara itu, Darmin memprediksi, komponen harga-harga yang diatur pemerintah (administered prices) juga tidak akan memengaruhi inflasi pada bulan November dan Desember. Pasalnya, belum ada lonjakan harga berarti dari mulai tarif listrik hingga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Meski administered prices sempat melonjak pada Oktober 2016, Darmin menerangkan, kontribusi administered prices terhadap inflasi mengalami tren melandai di beberapa bulan belakangan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), komponen administered prices pada Oktober lalu mengambil andil sebesar 0,12 persen. Angka ini memang melonjak dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,03 persen dan Agustus sebesar minus 0,1 persen.
"Inflasi dari administered prices mungkin memang rendah, tetapi pangan perlu diwaspadai. Seberapa besarnya lonjakan inflasi pangan, ini belum diprediksi," imbuhnya.
Sebagai informasi, inflasi Oktober 2016 tercatat sebesar 0,14 persen dan membuat inflasi tahun kalender (year to date) sebesar 2,11 persen. Angka ini menurun jika dibandingkan inflasi Septermber yang sebesar 0,22 persen.
(bir/gen)