Sri Mulyani Minta Swasta Lebih Kreatif Saat Ekonomi Lesu

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Rabu, 30 Nov 2016 17:50 WIB
Bagi Sri Mulyani, peran swasta dalam perekonomian sangat penting. Terutama dalam menyerap tenaga kerja yang bisa memberikan kesempatan hidup layak.
Bagi Sri Mulyani, peran swasta dalam perekonomian sangat penting. Terutama dalam menyerap tenaga kerja yang bisa memberikan kesempatan hidup layak. (Dok. setkab.go.id)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendorong sektor swasta (private sector) terus kreatif dan inovatif dalam menghadapi situasi perekonomian. Pasalnya, berbeda dengan pemerintah, sektor swasta memiliki ruang gerak yang lebih fleksibel.

“Keep innovate dan kreatif. Mereka punya kelebihan karena punya fleksibilitas. Jika pemerintah melihat sesuatu sebagai tantangan, mereka melihat sebagai peluang," tutur Sri Mulyani dalam seminar "Tantangan Pengelolaan APBN Dari Masa Ke Masa" di Gedung Djuanda I Kementerian Keuangan, Rabu (30/11).

Namun demikian, Sri Mulyani berpesan sektor swasta harus terus menjaga tata kelola yang baik (good governance) dalam menjalankan usahanya. Dengan demikian, bisnis yang dijalankan memiliki integritas dan kredibilitas yang disegani.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi Sri Mulyani, peran swasta dalam perekonomian sangat penting. Terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja yang bisa memberikan kesempatan seseorang untuk hidup layak. Pada akhirnya, hal itu bisa mendorong laju perekonomian.

"Kalau kita bicara kesempatan kerja, itu yang kita harapkan dari 'private sector'. Oleh karena itu, efisiensi, daya saing, serta produktivitas menjadi penting," ujarnya.

Selain itu, sektor swasta juga menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan. Posisi ini penting mengingat pemerintah memiliki kemampuan sumber daya manusia dan keuangan yang terbatas.

Sebagai pengingat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, pemerintah membutuhkan hampir Rp5 triliun untuk membangun proyek infrastruktur. Sementara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah hanya mampu menopang sekitar 40 persen, sisanya berasal perusahaan pelat merah dan swasta. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER