Jababeka PP Properti Kucurkan Rp875 Miliar Bangun Apartemen

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Rabu, 30 Nov 2016 15:08 WIB
Apartemen di Cikarang ini dijual dengan harga berkisar Rp200 juta-Rp500 juta dalam dua tipe yaitu, tipe 21 meter persegi dan 42 meter persegi.
Apartemen di Cikarang ini dijual dengan harga berkisar Rp200 juta-Rp500 juta dalam dua tipe yaitu, tipe 21 meter persegi dan 42 meter persegi. (CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Jababeka PP Properti mengucurkan dana sekitar Rp875 miliar dalam pembangunan proyek Riverview Residence yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat. PT Jababeka PP Properti merupakan perusahaan patungan antara dua emiten properti yaitu, PT PP Properti (PPRO) dan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA).

Menurut Direktur Utama PT PP Properti Taufik Hidayat, proyek ini akan dibangun dengan empat tower di antaranya, Tower Mahakam, Tower Bengawan, Tower Kapuas, dan Tower Barito. Sementara, Tower Mahakam menjadi tower pertama yang pembangunannya diresmikan hari ini, Rabu (30/11).

"Melalui peresmian pembangunan tower pertama ini, PPRO dan Jababeka membuktikan diri sebagai salah satu pengembang properti yang agresif dalam melakukan ekspansi usaha untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Selain itu, momen ini juga merupakan wujud kesungguhan kami untuk menghadirkan varian produk-produk yang berkualitas bagi konsumen," ungkap Taufik di Cikarang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proyek Riverview Residence ini, ujar Taufik, dibangun di atas lahan seluas 2,5 hektare (ha). Proses dari pembangunannya sendiri sudah dimulai sejak awal September tahun ini, sehingga perusahaan menargetkan serah terima dilakukan pada Desember 2018. Sementara, perusahaan menargetkan pembangunan selesai pada 2021.

Hingga saat ini, penjualan tower pertama telah mencapai 80 persen. Tower Mahakam nantinya akan terdiri dari 19 lantai dengan total 935 unit. Sementara, tower kedua akan dimulai pembangunan sekaligus pemasarannya pada tahun depan.

Proyek apartemen ini diharapkan meraih pendapatan sebesar Rp1 triliun hingga Rp1,3 triliun. Sementara nilai investasi yang dikucurkan sebesar Rp75 miliar diluar biaya konstruksi.

Sementara, biaya konstruksi diprediksi mencapai Rp150 miliar-Rp200 miliar untuk satu tower. Sehingga, total investasi dari apartemen ini diperkirakan mencapai Rp875 miliar.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Jababeka Sutedja S. Darmono menyatakan, dibangunnya apartemen di Kota Jababeka ini dilatarbelakangi faktor kebutuhan hunian untuk kelas menengah seiring dengan banyaknya jumlah pekerja di Kota Jababeka.

"Jababeka dan PP Properti berupaya memenuhi kebutuhan tempat tinggal dengan harga yang terjangkau bagi pekerja di kawasan industri Jababeka dan masyarakat Cikarang dan Bekasi pada umumnya," ungkap Sutedja.

Dukung Program Satu Juta Rumah

Menurut Sutedja, 20 persen dari total unit akan diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Hal ini dilakukan guna mendukung program satu juta rumah yang dicanangkan oleh pemerintah dan memenuhi kebutuhan rumah bagi warga sekitar.

"Di sini sangat besar sekali marketnya di sini. Market pekerja saja ada 700 ribu, market yang MBR saja sudah sangat besar," ungkap Sutedja.

Asal tahu saja, apartemen ini dijual dengan harga berkisar Rp200 juta-Rp500 juta. Perusahaan akan membangun apartemen dengan dua tipe yaitu, tipe 21 meter persegi dan 42 meter persegi. Untuk tipe 21 meter persegi akan diperuntukkan bagi MBR, sedangkan tipe 42 meter persegi akan digunakan untuk penjualan komersial.

"Tipe 21 meter persegi unitnya sekitar 20 persen-30 persen, kemudian 42 meter persegi berjumlah 70 persen-80 persen," kata Sutedja.

Sementara itu, Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Syarif Burhanuddin menjelaskan, pembangunan apartemen bagi MBR ini akan sangat membantu program satu juta rumah.

Menurutnya, apartemen murah atau yang biasa disebut dengan rumah susun (rusun) dapat menjadi alternatif prioritas bagi MBR untuk memiliki rumah.

"Rusun ini bisa untuk memenuhi kebutuhan rumah, dengan pembangunan secara vertikal ini bukan lagi dianggap pilihan tetapi alternatif prioritas," jelas Syarif. (gir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER