Diskon Listing Fee Dinilai Tak Cukup Menarik Perusahaan IPO

CNN Indonesia
Minggu, 04 Des 2016 17:15 WIB
Mandiri Sekuritas menilai perusahaan hanya melihat insentif tersebut sebagai salah satu bonus yang diberikan Bursa Efek Indonesia.
Mandiri Sekuritas menilai perusahaan hanya melihat insentif tersebut sebagai salah satu bonus yang diberikan Bursa Efek Indonesia. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Mandiri Sekuritas menilai insentif listing fee (biaya pencatatan saham) yang diberikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) belum menarik bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) atau menjadi perusahaan publik.

Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir menjelaskan, perusahaan hanya melihat insentif tersebut sebagai salah satu bonus yang diberikan BEI. Namun, IPO merupakan salah satu strategi bisnis bagi suatu perusahaan. Sehingga, insentif tersebut bukanlah satu-satunya pertimbangan bagi perusahaan untuk melaksanakan IPO.

"Saya belum lihat itu menarik bagi perusahaan, karena IPO ini merupakan strategic decision jadi bukan karena insentif-insentif tertentu itu dijadikan oleh mereka untuk IPO. Saya belum lihat itu menjadi pendorong," ungkap Silvano, Jumat (2/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya soal listing fee, menurut Silvano persiapan dalam IPO juga penting dilakukan oleh suatu perusahaan. Perusahaan wajib memastikan sahamnya akan likuid jika ditawarkan ke pasar. Jika saham yang ditawarkan tidak likuid, maka otomatis akan merugikan investor dan perusahaan itu sendiri.

"Jadi insentif-insentif itu kami welcome tapi nggak berarti basic preparation untuk IPO nggak diperhatikan," imbuh dia.

Namun demikian, adanya insentif yang diberikan BEI tersebut diakui Silvano dapat membantu pihaknya dalam mendorong perusahaan untuk IPO. Ia menegaskan, Mandiri Sekuritas tak mau sembarangan untuk menjadi penjamin emisi atau underwriter dari sebuah perusahaan yang akan IPO. Sehingga, pihaknya akan menjamin proses dari pengecekan laporan keuangan pun dapat dilakukan dengan baik.

"Kami mau melakukan IPO yang baik, kami mau make sure IPO yang kami lakukan benar-benar IPO," tandasnya.

Mandiri Sekuritas berharap jumlah emiten baru pada tahun 2017 dapat lebih banyak dibandingkan dengan jumlah emiten baru tahun ini.

Jumlah emiten baru hingga saat ini berjumlah 14, tetapi BEI memastikan ada tiga perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI dalam waktu dekat. Ketiga perusahaan tersebut yaitu, PT Prodia Widyahusada, PT Forza Land, dan PT Bintang Auto Global. Dengan demikian, total emiten baru bakal berjumlah 17 hingga akhir tahun ini.

Untuk diketahui, BEI telah memberikan insentif listing fee sebesar 50 persen kepada perusahaan yang mendaftar untuk melakukan IPO hingga Maret 2017. Hal ini dilakukan BEI dalam mendukung kebijakan amnesti pajak.

BEI berharap, dengan diskon yang diberikan, maka akan semakin banyak perusahaan yang tercatat di BEI. Dengan begitu, pelaku pasar akan memiliki banyak pilihan dalam berinvestasi di pasar modal.

Sementara itu, sama halnya dengan jumlah emiten baru, Mandiri Sekuritas juga berharap akan banyak perusahaan yang menawarkan surat utang (obligasi) pada tahun depan seiring dengan suku bunga yang kompetitif.

Sayangnya, Silvano enggan menjelaskan lebih lanjut mengenai target Mandiri Sekuritas tahun depan sebagai underwriter, baik jumlah emiten baru dan penerbitan obligasi.

Asal tahu saja, tahun ini Mandiri Sekuritas telah menerima mandat untuk menangani 25 perusahaan dalam melakukan aksi korporasi berupa penerbitan surat utang dan perusahaan yang akan melakukan IPO hingga akhir tahun ini. Sementara, sebagian besar penerbitan ekuitas diterbitkan dengan porsi sebesar Rp10,4 triliun.

“Kami belum bisa bilang spesifik, kami masih dalam tahap finalisasi perencanaan untuk tahun depan. Yang pasti dari sisi growth revenue [pertumbuhan pendapatan] 15-20 persen secara overall,” pungkas dia.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER