Pemerintah Mulai Misi Penyelamatan Petani Karet Indonesia

CNN Indonesia
Senin, 05 Des 2016 10:03 WIB
Uji coba pencampuran karet hasil produksi petani dengan aspal yang digunakan untuk melapisi proyek jalan nasional diharap bisa meningkatkan harga karet dunia.
Uji coba pencampuran karet hasil produksi petani dengan aspal yang digunakan untuk melapisi proyek jalan nasional diharapkan bisa meningkatkan harga karet dunia. (REUTERS/Samsul Said)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah memulai uji coba pencampuran karet dan aspal sebagai salah satu bahan dasar proyek-proyek jalan nasional. Selain sebagai bentuk penerapan kesepakatan International Tripartite Rubber Council (ITRC), ujicoba tersebut diharapkan mampu menyelamatkan para petani karet Indonesia yang terdampak rendahnya harga.

Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Nurlaila Nur Muhammad menjelaskan, uji coba campuran karet dan aspal telah dilakukan di Jl. Raya Sukabumi (Ruas Ciawi-Benda Km. 12), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada 1 Desember 2016 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PERA).

"Kita ingin mengimplementasikan gagasan domestic demand creation oleh tiga negara ITRC yaitu Thailand, Indonesia, dan Malaysia. Meningkatnya konsumsi domestik maupun global akan menjaga keseimbangan supply-demand agar harga stabil," ujar Nurlaila, dikutip Senin (5/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengaspalan dilakukan sepanjang 200 meter (m) di satu sisi ruas Ciawi-Benda selebar 3,5 m dengan ketebalan 4 centimeter (cm).

Pemerintah rencananya akan dilakukan uji coba skala penuh sepanjang 4,2 km. Sementara campuran aspal yang digunakan merupakan jenis karet alam cair (lateks) sebanyak 7 persen atau setara 840 kilogram dan aspal yang digunakan untuk uji coba skala penuh seberat 200 ton.

“Pencampuran karet alam ke dalam aspal bermanfaat membuat jalan lebih tahan cuaca dan beban. Penggunaan karet untuk infrastruktur ini juga akan meningkatkan permintaan karet dari petani sehingga harganya bisa membaik,” kata Nurlaila.

Nurlaila juga mengungkapkan, sejak sempat menembus harga US$4,61 per kg pada 2011, harga karet alam terus mengalami tren menurun hingga hampir mencapai US$1 per kg di awal 2016.

Sementara itu, realisasi ekspor karet alam Indonesia ke dunia sepanjang 2011-2015 juga mengalami tren menurun sebesar 24,58 persen.

Nilai ekspor karet alam pada Januari-September 2016 sebesar US$2,38 juta juga menurun 18,53 persen jika dibandingkan nilai ekspor pada periode yang sama tahun 2015 yang senilai US$2,92 juta.

Beberapa negara tujuan ekspor karet alam Indonesia antara lain Amerika Serikat, Jepang, China, India, dan Korea Selatan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER