Jokowi Komplain Daya Saing Industri Tekstil Indonesia

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Selasa, 06 Des 2016 19:59 WIB
Hal itu tercermin dari menurunnya ekspor Januari-Oktober 2016 yang turun 4,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Hal itu tercermin dari menurunnya ekspor Januari-Oktober 2016 yang turun 4,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti rendahnya tingkat kompetisi sektor industri tekstil dan produksi tekstil (TPT) Indonesia. Hal itu tercermin dari menurunnya ekspor Januari-Oktober 2016.

Data melansir, ekspor Indonesia dalam 10 bulan terakhir menurun 4,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

"Penurunan itu sejalan dengan kondisi pasar ekspor TPT di dunia yang terus menerus menurun dari 2,13 persen pada tahun 2001 menjadi 1,56 hingga akhir tahun lalu," ujarnya di Kantor Presiden, Selasa (6/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, Indonesia tertinggal jauh dengan negara tetangga, seperti Vietnam dan Bangladesh, yang mampu menguasai 3,62 persen dan 4,05 persen pasar TPT dunia. Mantan Wali Kota Solo ini juga menyoroti belum mampunya TPT Indonesia bersaing dengan produk impor di negara sendiri.

"TPT kita juga belum mampu menguasai pasar domesti,k karena serbuan produk impor yang sering masuk lewat praktik ilegal, modus impor borongan atau rembesan kawasan berikat," tuturnya.

Ia membandingkan hal ini dengan industri tekstil Jepang, China, dan Korea Selatan yang mengembangkan manufaktur tekstil dan produk tekstil sebagai langkah awal revitalisasi menuju negara industri.

Sehingga, ia menginstruksikan kementerian terkait melakukan terobosan mengatasi permasalahan ini. Ia menginginkan, TPT Indonesia harus mampu bersaing dengan negara lain.

Hal itu bisa terlaksana melalui kemudahan prosedur impor bahan baku produksi, penyederhanaan proses impor bahan baku, termasuk pengimplementasian penurunan harga gas keperluan industri ini.

Tidak cuma itu, Jokowi juga meminta terobosan negosiasi kerja sama perdagangan dan keterlibatan Indonesia dengan negara-negara tujuan ekspor. Sebab, Indonesia masih kalah dengan Vietnam dalam pasar globat dalam sektor ini.

"Kita masih kalah dengan Vietnam di pasar Eropa dan Amerika. Kita masih dikenakan tarif 5-20 persen, sedangkan Vietnam 0 persen," imbuhnya.

Untuk pasar domestik, ia meminta Bakamla, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kepolisian, dan Dirjen Bea Cukai berkoordinasi dan bersinergi mengatasi penyelundupan dan impor tekstil ilegal. (bir/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER