Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan penguatan dalam rentang konsolidasi pada perdagangan hari ini, Rabu (7/12), menyusul rendahnya risiko pasar saham global dan kawasan.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto menjelaskan, pasar saham global tadi malam melanjutkan penguatan. Di Uni Eropa, indeks saham Eurostoxx naik 1,6 persen di 3.100,76.
Kondisi tersebut imbas dari rendahnya risiko politik di Italia setelah Renzi setuju menunda pengunduran dirinya hingga selesai pembahasan anggaran 2017. Italia sendiri diperkirakan melaksanakan pemilu Februari mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelaku pasar juga berspekulasi menjelang pertemuan ECB [bank sentral Eropa] Kamis besok, diharapkan Draghi akan memperpanjang program stimulusnya (QE) setidaknya hingga enam bulan setelah Maret 2017 mendatang," papar David dalam risetnya, Rabu (7/12).
Sementara, mayoritas saham Wall Street ditutup menguat pada perdagangan kemarin. Indeks Dow Jones mencatatkan level tertinggi baru di 19.251,78 atau menguat 0,18 persen. Sedangkan indeks S&P dan Nasdaq menguat masing-masing 0,34 persen dan 0,45 persen di 2.212,23 dan 5.333,00.
"
Rally di Wall Street turut ditopang sejumlah data ekonomi yang keluar yang memperkuat pemulihan ekonomi negara tersebut," imbuh dia.
Adapun, IHSG kemarin ditutup pada level 5.272 atau menguat 4,65 poin (0,88 persen). Menurut David, penguatan tipis IHSG kemarin terutama dipicu aksi beli selektif atas saham perbankan dan perkebunan.
Untuk perdagangan hari ini, David memprediksi penguatan tersebut berlanjut seiring dengan rendahnya resiko pasar saham baik global maupun kawasan. Tak hanya itu, IHSG juga akan ditopang oleh penguatan kembali nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dengan begitu, IHSG diperkirakan bergerak dengan support 5.230 dan resisten 5.300.
"Hingga akhir tahun ini, pasar saham diperkirakan cenderung bergerak
bullish setelah pasar melihat harga saham yang relatif murah di tengah prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang kuat," jelas David.
Di sisi lain, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memprediksi IHSG bergerak dalam support 5.152 dan resisten 5.336.
"Fluktuasi nilai tukar jelang penghujung tahun dan harga komoditas masih akan terus membayangi pola gerak IHSG saat ini, IHSG berpotensi menguat hari ini," papar William dalam risetnya.
(gir)