Jakarta, CNN Indonesia -- Penentuan kenaikan suku bunga oleh The Fed pada minggu ini dinilai menjadi sentimen terkuat bagi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan, tak terkecuali pada perdagangan hari ini, Selasa (13/12).
Analis Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe memprediksi IHSG bergerak fluktuatif menanti keputusan The Fed. Meski begitu, kenaikan suku bunga tersebut sudah diprediksi oleh banyak pihak sejak lama. Sehingga, IHSG diprediksi tak mungkin jatuh terlalu dalam.
"The Fed sudah memberi sinyal jika mereka semakin pasti akan menaikkan suku bunga, jadi sudah ada kepastian sih sebenarnya," ungkap Kiswoyo kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (9/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Kiswoyo optimistis The Fed tak akan menaikkan suku bunga lebih dari 0,50 basis poin. Sehingga, ia memprediksi level terendah bagi IHSG di 5.100 jika memang terjadi pelemahan. Namun, bukan tak mungkin IHSG dapat melaju hingga ke level 5.400.
Sementara itu, nilai tukar rupiah sendiri diprediksi bergerak dalam rentang Rp13.200 - Rp13.300. Kiswoyo melihat pelemahan rupiah pada perdagangan sebelumnya disebabkan banyaknya perusahaan swasta yang perlu membayar utang dalam denominasi dolar jelang akhir tahun, sehingga perlu menukarkan dananya ke dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS).
"Nah sekarang sudah pada selesai bayar utangnya, jadi rupiah bakal stabil," pungkasnya.
Adapun, IHSG pada akhir pekan lalu ditutup menguat 4,39 poin (0,08 persen) ke level 5.308 setelah bergerak diantara 5.284-5.308. Menurut Kiswoyo, pergerakan IHSG sepanjang pekan lalu terbilang positif imbas dari rilis data perekonomian seperti inflasi yang terbilang stabil. Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga menjadi pendorong bagi laju IHSG.
Di lain sisi, analis Reliance Securities Lanjar Nafi menilai laju IHSG hari ini juga akan dipengaruhi oleh data ekspor dan impor, neraca perdagangan, dan pertumbuhan pinjaman. Sementara, sentimen dari Asia akan dipengaruhi oleh tingkat penjualan ritel dan aktifitas manufaktur di Jepang.
Adapun, dari bursa global sendiri bakal dipengaruhi oleh data ekonomi AS yang terdiri dari penjualan ritel, stok persediaan minyak, tingkat pengangguran dan tingkat kemampuan konsumen untuk mengukur kekuatan ekonomi AS menghadapu peningkatan biaya pinjaman.
"Pergerakan bursa global pekan ini diperkirakan cenderung berpeluang terkoreksi menanti data ekonomi di AS menyambut keputusan dan komentar FOMC terhadap tingkat suku bunga," ungkap Lanjar dalam risetnya.
Hari ini, Lanjar memprediksi IHSG cenderung terkoreksi dengan level support 5.160 dan level support 5.315. Sementara itu, ia meminta investor untuk mencermati saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Ciputra Surya Tbk (CTRS), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).
(gir)