Sri Mulyani Jadikan Amerika Serikat Harapan Perbaikan Ekspor

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Kamis, 15 Des 2016 19:18 WIB
Perbaikan pertumbuhan ekonomi AS dinilai Sri Mulyani sebagai harapan bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor.
Perbaikan pertumbuhan ekonomi AS dinilai Sri Mulyani sebagai harapan bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor. (CNN Indonesia/Yuliyanna Fauzi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melihat peluang perbaikan kinerja ekspor tahun depan. Hal itu salah satunya dipicu oleh potensi membaiknya ekonomi Amerika Serikat (AS) yang merupakan salah satu negara penyerap ekspor Indonesia.

Disebutkan Sri Mulyani, tahun depan ekonomi AS diperkirakan akan tumbuh di atas 2 persen atau lebih tinggi dari prediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini, 1,9 persen. Potensi itu sudah tercermin dari keberanian Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 0,5 hingga 0,75 persen kemarin.

"Dengan itu diharapkan perekonomian yang selama ini tergantung dari AS juga akan mengalami tren lebih positif. Itu mungkin menjadi salah satu harapan bagi kita," tutur Sri Mulyani saat ditemui di Hotel Mulia, Kamis (15/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik [BPS], tahun lalu, ekspor non minyak dan gas Indonesia ke AS mencapai US$15,3 miliar, mengungguli ekspor ke China (US$13,26 miliar), dan Jepang (US$13,09 miliar).

Selain membaiknya ekonomi Negeri Paman Sam, perbaikan harga komoditas yang sudah terjadi sejak beberapa waktu terakhir juga diharapkan akan mendorong ekspor Indonesia.

Perbaikan harga komoditas itu membantu menjaga neraca perdagangan Indonesia untuk tetap surplus.

Ekspor pada bulan November 2016 tercatat sebesar US$13,5 miliar dan impor sebesar US$12,66 miliar. Artinya, terjadi surplus perdagangan sebesar US$837,8 miliar sepanjang periode tersebut.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia sepanjang tahun kalender 2016 (year to date/ytd) tercatat US$130,65 miliar dengan impor sebesar US$122,85 miliar. Sehingga sampai sejauh ini, Indonesia mengalami surplus US$7,79 miliar.

"Memang kita harus melihat pada bulan terakhir ini pertumbuhan ekspornya sudah flat artinya sudah tidak lagi negatif dan memang beberapa kegiatan ekonomi di sektor pertambangan memang sudah mencetak positif growth. Jadi itu bagus," ujarnya.

Dalam kesempatan terpisah, Sri Mulyani pernah mengungkapkan tantangan kinerja ekspor tahun depan. Diantaranya, pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan masih belum pulih akan mempengaruhi permintaan ekspor domestik.

Selain itu, jika retorika kampanye Donald Trump yang menyatakan bakal menaikkan tarif impor ke China sebesar 45 persen terwujud, dikhawatirkan bakal mempengaruhi permintaan impor China ke mitra dagangnya, termasuk Indonesia.

Sebagai informasi, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017, pemerintah memperkirakan tahun depan ekspor akan tumbuh 0,4 persen dengan asumsi target pertumbuhan ekonomi 5,1 persen tercapai. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER