Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengklaim lawatan Presiden Joko Widodo ke Iran berhasil menggugah selera investasi Iran. Jika tak ada aral melintang, investor Iran menaruh minat untuk memarkirkan dana mereka di sektor energi dalam negeri.
Kepala BKPM Thomas Lembong mengungkapkan, Iran jatuh hati dengan sektor energi Indonesia karena potensinya yang besar. Ia juga berharap, hubungan bilateral kedua negara membaik, usai negara teluk Persia tersebut kembali membuka diri terhadap perekonomian dunia.
"Iran adalah emerging economy. Ekonomi terbesar ke-29 yang terbuka dan menyimpan potensi besar. Energi menjadi tulang punggung kerja sama Indonesia-Iran," ujar Thomas melalui siaran pers menanggapi hasil pertemuan dengan 100 pengusaha asal Iran dalam Indonesia-Iran Trade and Investment Discussion di Teheran, Kamis (15/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertemuan itu, Thomas melansir, sekaligus telah ditandatangani tiga nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang seluruhnya mencakup sektor energi dan juga melibatkan perusahaan pelat merah dalam negeri.
MoU tersebut adalah pengembangan pembangkit antara PT PLN (Persero) dengan Mapna Group, dan pembelian Liquefied Petroleum Gas (LPG) antara PT Pertamina (Persero) dengan National Iranian Oil Company (NIOC).
Di samping itu, terdapat pula nota kesepahaman terkait distribusi produk antara PT Mayora Indah Tbk dengan Nakhle Tuba Ariayi.
"Indonesia dan Iran memasuki era baru hubungan bilateral dengan dukungan penuh kedua pemerintah. Presiden Joko Widodo mengharapkan hasil yang nyata," ungkapnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi juga mengumumkan bahwa Iran berminat mengembangkan sektor energi hingga ke Indonesia. Ia juga mengungkapkan, Iran berminat untuk investasi di sektor pembangkit listrik berkapasitas 5.000 Megawatt (MW) dan kilang di Jawa Timur.
"Saya yakin kunjungan saya kali ini akan membuka era baru, hubungan yang lebih baik lagi antara Indonesia dan Iran," imbuh Jokowi.
Menurut data BKPM, Iran menduduki peringkat ke-31 Penanaman Modal Asing (PMA) dengan nilai US$14,30 juta sepanjang Januari hingga September 2016. Sektor yang diminati investor Iran sepanjang periode tersebut adalah transportasi, gudang dan telekomunikasi.
PMA asal Iran tersebut mengambil 0,06 persen dari realisasi PMA sebesar US$21,46 miliar sepanjang Januari hingga September 2016.
(bir)