Kejar Investasi, Thomas Lembong 'Jemput Bola' ke Australia

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Kamis, 10 Nov 2016 09:47 WIB
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Menteri Perdagangan menyambangi Negeri Kangguru tersebut untuk menarik investor.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Menteri Perdagangan menyambangi Negeri Kangguru tersebut untuk menarik investor. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melakukan aksi 'jemput bola' demi meningkatkan investasi dari luar negeri. Salah satu negara yang dibidik kali ini adalah Australia.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menunda kunjungan ke Sydney dan Canberra, di mana salah satu agendanya adalah temu bisnis.

Namun, hal itu tidak menyurutkan antusiasme para investor dan pelaku usaha di Australia untuk bertemu dengan Kepala BKPM dan Menteri Perdagangan dalam acara Afternoon Tea dan Business Gathering “State of The Nation: Update on Trade and Investment in Indonesia” yang diadakan 7 November 2016 di Intercontinental Hotel, Sydney.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala BKPM Thomas Lembong menyampaikan, sekitar 100 pelaku usaha Negeri Kangguru yang sebagian besarnya adalah para CEO atau pimpinan perusahaan, mengikuti acara yang diselenggarakan oleh kantor perwakilan BKPM di Sydney, didukung oleh Kementerian Perdagangan, KBRI Canberra, serta KJRI Sydney.

Thomas menyatakan Pemerintah Indonesia akan terus melakukan reformasi ekonomi, perubahan mindset atau revolusi mental dalam birokrasi, deregulasi peraturan untuk lebih banyak menarik investasi, serta mendukung keberhasilan tax amnesty.

"Salah satu keberhasilan awal yang terlihat adalah perbaikan peringkat kemudahan berusaha Indonesia dari 106 pada tahun sebelumnya, menjadi 91. Kenaikan 15 peringkat dalam waktu satu tahun adalah lonjakan peringkat terbesar dalam sejarah Ease of Doing Business World Bank,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (10/11).

Selain itu, Tom juga berusaha meyakinkan para pelaku usaha yang hadir bahwa demonstrasi yang terjadi pada hari Jumat lalu tidak terkait dengan ras, suku, ataupun agama.

“Presiden Jokowi merupakan sosok paling reformis selama 15 tahun terakhir. Berbagai kegaduhan yang sempat terjadi kemarin adalah harga yang harus dibayar untuk sebuah proses evolusi." katanya.

Thomas juga menjelaskan mengenai komitmen pemerintah dalam negosiasi perjanjian Indonesia -Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA – CEPA) dengan target penyelesaian akhir 2017 yang fokus tidak hanya pada industri peternakan sapi dan infrastruktur, namun juga termasuk jasa seperti fashion, pariwisata, kesehatan, olahraga dan pendidikan/pelatihan kerja yang sama-sama saling melengkapi antara kedua negara.

Adapun, panelis pada acara tersebut adalah Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Kepala BKPM Thomas Lembong, Duta Besar RI untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema, dengan Chairman Asia Society’s Australia Center Doug Ferguson selaku Moderator.

Sekitar 100 pelaku usaha yang hadir berasal berbagai sektor seperti pertambangan, peternakan, perindustrian, pariwisata, perdagangan dan jasa lainnya. Turut hadir pula Konsul Jenderal RI untuk New South Wales, Queensland, dan South Australia berkedudukan di Sydney, Yayan Ganda Hayat Mulyana.

BKPM mencatat, realisasi investasi dari Australia periode Januari-September 2016 mencapai US$145,6 juta terdiri dari 542 proyek. Posisi tersebut menempatkan Australia di peringkat 16 teratas dari sumber investasi yang masuk ke Indonesia. (gir/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER