Geopolitik Tegang, IHSG Diramalkan Lesu

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Selasa, 20 Des 2016 08:43 WIB
Pengamat menilai, meningkatnya ketegangan geopolitik di sejumlah kawasan memicu pemodal memburu aset safe haven.
Pengamat menilai, meningkatnya ketegangan geopolitik di sejumlah kawasan memicu pemodal memburu aset safe haven. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi rawan melanjutkan koreksi pada perdagangan hari ini, Selasa (20/12), di tengah kondisi pasar saham global yang dibayangi peningkatan risiko geopolitik di kawasan Laut China Selatan.

Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto menjelaskan, risiko geopolitik di kawasan tersebut membayangi pergerakan saham Wall Street tadi malam sehingga bergerak fluktuatif. David merinci, indeks Dow Jones dan S&P akhirnya berhasil tutup di teritori positif masing-masing menguat terbatas 0,2 persen di 19.883,06 dan 2.262,53.

Sementara, harga komoditas minyak mentah tadi malam melemah 0,5 persen di US$52,14 per barel. Kemudian di London, harga logam terkoreksi seperti harga nikel yang terkoreksi 2,7 persen di US$10.890 per ton.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Meningkatnya ketegangan geopolitik di sejumlah kawasan memicu pemodal memburu aset ‘save haven’," ungkap David dalam risetnya, dikutip Selasa (20/12).

Adapun, perdagangan saham dalam negeri tercatat negatif hingga dibawah level Rp5.200. IHSG melemah hingga 39,74 poin (0,76 persen) ke level 5.191. Menurut David, saham tambang, properti, konsumsi, dan manufaktur menjadi motor pelemahan IHSG.

"Pelaku pasar kehilangan insentif positif menyusul meningkatnya risiko pasar terutama berasal dari faktor eksternal terkait meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Laut China Selatan," terang David.

Hari ini, David memprediksi IHSG terkoreksi dipengaruhi kondisi geopolitik yang tengah terjadi di Laut China Selatan. Selain itu, harga komoditas logam yang terkoreksi turut menekan pergerakan harga saham emiten tambang.

"IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 5.140 dan resisten di 5.210 cenderung melemah," ungkap David.

Sementara itu, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menerangkan, tekanan bagi laju IHSG masih terus dirasakan karena arus dana asing yang keluar masih terus berlangsung. Selain itu, harga komoditas yang fluktuatif turut mempengaruhi pola gerak IHSG.

William memprediksi IHSG bergerak dalam rentang level support 5.171 dan resisten 5.302. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER