Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memprediksi mandat pemeringkatan penerbitan obligasi korporasi pada tahun 2017 sebesar Rp119 triliun. Angka tersebut naik dari total mandat pemeringkatan obligasi korporasi per akhir November sebesar Rp104,17 triliun.
Presiden Direktur Pefindo Salyadi Saputra menjelaskan, prediksi tersebut sejalan dengan kondisi perekonomian yang diprediksi akan lebih baik meski tak akan terlalu jauh dari posisi saat ini. Pihaknya memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kisaran 4,9 persen hingga 5,2 persen.
"Kemudian inflasi yang terjaga dengan tingkat suku bunga yang rendah sehingga mendorong perusahaan menerbitkan obligasi," ungkap Salyadi, Selasa (20/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, sektor perbankan dan perusahaan pembiayaan masih akan menjadi penyumbang penerbitan obligasi korporasi terbesar untuk tahun depan. Hal ini memang telah terjadi selama beberapa tahun belakangan ini.
Menurut Salyadi, prediksi penerbitan obligasi korporasi tersebut sekitar Rp21,03 triliun merupakan mandat obligasi yang dibawa dari tahun 2016. Prediksi tersebut nilai dari obligasi yang belum direalisasikan pada Desember ini.
Sementara itu, jika dilihat secara peringkat, maka obligasi korporasi didominasi oleh obligasi dengan peringkat AAA (Triple A) hingga A (Single A) dengan nilai terbesar didominasi oleh peringkat triple A sepanjang tahun 2016.
"Artinya, kualitas dari obligasi yang ada di pasar modal tanah air cenderung sangat baik jika dilihat dari sisi risiko," jelas dia.
Hingga November 2016, sebanyak 62,6 persen perusahaan yang mengeluarkan obligasi korporasi diberikan peringkat triple A, sedangkan peringkat AA (double A) sebesar 18,8 persen, single 17,8 persen, dan BBB (triple B) sebesar 0,7 persen.
"Dari segi
rating mungkin setahun dua tahun lebih banyak menaikkan
rating daripada menurunkan," pungkasnya.
(gir/gen)