Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah dunia menguat pada perdagangan Selasa (20/12) waktu Amerika Serikat, namun kemudian melemah setelah Libya mengumumkan pembukaan kembali jalur pipa minyak setelah dua tahun blokade.
Dikutip dari
Reuters, harga minyak mulai rontok setelah Libya National Oil Corp mengumumkan pembukaan kembali jalur pipa lapangan barat. Ini diperkirakan menambah 270 ribu barel per hari dalam jangka waktu dua bulan mendatang.
Konflik dan pertentangan politik telah membuat Libya memangkas produksinya menjadi 600 ribu barel per hari, atau jauh lebih kecil dibanding sebelum tahun 2011 sebesar 1,6 juta barel per hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sentimen ini diperhatikan mengingat fokus pasar beberapa waktu belakangan adalah rencana pemangkasan produksi oleh organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) sebesar 1,2 juta barel per hari.
Libya sendiri dikecualikan dari kebijakan bersama itu, sehingga adanya penambahan produksi tersebut menggerus upaya organisasi kartel minyak itu untuk mendapatkan peningkatan harga minyak tahun depan.
Padahal, harga minyak telah mencapai titik tertinggi selama 17 bulan terakhir pasca OPEC mengumumkan kebijakan pembatasan produksi di Wina, Austria kemarin.
Hasilnya, harga minyak patokan Brent berjangka turun ke angka US$55,35 per barel setelah sebelumnya mencapai angka US$55,92 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate meningkat US$0,11 ke angka US$52,23 per barel.
Selain itu, pelaku pasar juga menunggu data resmi terkait persediaan minyak pada Rabu pekan ini. Analis memperkirakan bahwa persediaan minyak AS akan turun menjadi 2,4 juta barel pada pekan lalu.
(gir)