Menteri Jonan Nyaris Usir Pengembang Listrik Arus Laut

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Rabu, 21 Des 2016 14:44 WIB
Pemerintah menilai harga yang ditawarkan pengembang tersebut dinilai mahal dan tak efisien.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan nyaris mengusir kontraktor pengembang tenaga listrik arus laut. Soalnya, harga yang ditawarkan pengembang tersebut dinilai mahal dan tak efisien. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan nyaris mengusir kontraktor pengembang tenaga listrik arus laut. Soalnya, harga yang ditawarkan pengembang tersebut dinilai mahal dan tak efisien.

"Pokoknya langsung saja berapa biaya per Kwh-nya (kilowatt per jam). Ketika calon pengembang menjawab 20 sen, saya ingin langsung usir keluar, karena itu mahal dan tidak efisien," ujar Jonan ketika menghadiri acara diskusi akhir tahun Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), mengutip Antara, Rabu (21/12).

Menurut Jonan, alasannya cukup rasional. Sebab, kondisi saat ini, ia ingin pembangkit listrik yang bisa menghasilkan tenaga listrik konsisten, tetapi biayanya di bawah 10 sen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biaya 10 sen per Kwh saat ini, kata Jonan, masih terlalu mahal dan kurang efisien, maka itu ia tidak akan menyetujui apabila biaya operasionalnya tidak lebih baik dari saat ini.

Kemudian, ia juga menjelaskan bahwa saat ini ia sedang mempelajari murahnya biaya operasional pembangkit listrik tenaga surya yang dimiliki oleh Uni Emirat Arab (UEA).

Dua pembangkit listrik tenaga surya di UEA masing-masing diketahui menghasilkan 150 MW dan 200 MW. Hal yang membuatnya takjub adalah biaya per Kwh dari pembangkit 150 MW memiliki biaya operasional kisaran 2 sen lebih dan untuk hasil 200 MW mempunyai biaya sekitar 2,24 sen.

Sedangkan jika dibandingkan dengan di Indonesia, biaya per Kwh bisa lebih dari 10 sen. Ia masih penasaran dengan besarnya margin antara biaya operasional di UEA dan Indonesia bisa terlalu jauh, padahal berpatokan dari matahari yang sama.

Jonan mengaku, sudah mengagendakan pertemuan langsung dengan menteri bidang energi UEA untuk mempelajari lebih lanjut secara detail mengenai proses pengembangan tenaga surya di UEA.

"Biar bagaimana, jika menghasilkan energi besar, namun biaya operasional juga besar, berarti hal tersebut tidak efisien serta menjadikan industri tidak kompetitif," tuturnya yang juga pernah menjadi Menteri Perhubungan tersebut.

Pasalnya, ia menambahkan, daya beli masyarakat untuk listrik masih membutuhkan biaya yang relatif terjangkau, sehingga biaya produksi harus semurah mungkin agar harga jual di masyarakat bisa ditekan seminimal mungkin. (bir/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER