Ketika Sri Mulyani Kumpulkan 'Srikandi' untuk Bahas APBN

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Jumat, 23 Des 2016 09:15 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumpulkan sejumlah tokoh perempuan di berbagai bidang untuk membahas peran APBN dalam pengarusutamaan gender.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumpulkan sejumlah tokoh perempuan di berbagai bidang untuk membahas peran APBN dalam pengarusutamaan gender. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tokoh-tokoh perempuan itu berkumpul dalam jamuan makan malam di Gedung Prijadi Praptosuhardjo II, Komplek Kementerian Keuangan, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Namun jangan salah, pertemuan yang digagas Perempuan Paling Berpengaruh ke-37 di Dunia ini tidak berlanjut merumpi semata.

Dalam rangka memperingati Hari Ibu 2016, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berinisiatif mengumpulkan sejumlah tokoh wanita kenamaan di berbagai bidang.

Tujuannya pun jelas. Membahas peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam pengarusutamaan gender.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami melakukan diskusi yang kaya dari semua perempuan-perempuan-perempuan hebat ini, dari semua dimensi yang mereka miliki," tutur Sri Mulyani usai menghadiri jamuan tersebut, Kamis (22/12) malam.

Menurut Sri Mulyani, karena masing-masing tokoh memiliki latar belakang yang berbeda, banyak ide-ide yang terlontar untuk mempertajam dimensi gender dalam APBN selama diskusi berlangsung.

"Mbak Yenny Wahid [Direktur Wahid Foundation] cerita tentang toleransi, dimensi perempuan, empowerment, dan bagaimana di tingkat grassroot. Mbak Wulan (Vice Chairman Martha Tilaar Group Wulan Tilaar) yang melakukan banyak sekali dari corporate activity, yang industrinya memang didominasi oleh perempuan," ujarnya.

Sri Mulyani mengungkapkan, dimensi gender dalam APBN secara khusus tercermin dari alokasi anggaran kepada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang di antaranya digunakan untuk memberdayaakan perempuan Indonesia, melindungi anak, pencegahan perdagangan manusia, pencegahan kekerasaan dalam rumah tangga. Tahun ini, pagu anggarannya sekitar Rp769,33 miliar.

"Tadi saya bercanda dengan Ibu Yohana (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak). Kalau diingat tahun 2016, semua anggaran Kementerian/Lembaga bahkan pemerintah daerah dipotong anggarannya. Satu-satunya kementerian yang saya tidak sentuh adalah Kementerian Pemberdayaan Perempuan, anggarannya kami protect," ujarnya.

"Saya tidak akan memotong bahkan satu rupiah pun dari anggaran Kementerian Pemberdayaan Perempuan. Tentu Ibu Yohana mengatakan anggaran itu masih kurang, semua juga masih kurang," candanya.

Selain itu, dimensi gender juga tercermin dari adanya alokasi dana untuk pendidikan,kesehatan , dan infrastruktur.

Ke depan, Sri Mulyani berjanji akan menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut. Dengan demikian, dimensi gender dalam APBN bisa terus dipertajam.

"Kami berjanji untuk memikirkan follow up dari pertemuan ini, sehingga momentum dan diskusi yang kaya serta dalam, bisa dimanfaatkan di dalam lingkup kerja masing-masing," ujarnya.

Dari pantauan CNNIndonesia.com, pertemuan dimulai sekitar pukul 19.00 WIB dan berlangsung sekitar dua jam.

Beberapa tokoh yang menghadiri jamuan tersebut diantaranya Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak YohanaYembise; Komisaris PT Telkom Tbk, Hendri Saparini; Ekonom sekaligus Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Armida Alisjahbana; Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan Meutia Farida Hatta; dan Ekonom Aviliani.

Tampak juga hadir, Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida; Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Emma Sri Martini; Direktur Utama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) Sinthya Roesly.

Selain itu, hadir pula Ketua Umum Indonesia National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto; Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid;Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani; Vice Chairman Martha Tilaar Group Wulan Tilaar. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER