BEI Dongkrak Transaksi Saham Harian Lewat Anak Usaha Baru

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 27 Des 2016 19:19 WIB
Melalui pembentukan perusahaan tersebut, perusahaan sekuritas nantinya bisa menggenjot aktivitas pembelian saham dengan nilai lebih besar dari modal.
Tito mengungkapkan pembentukan anak usaha ini merupakan hasil kerja sama dengan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membentuk anak usaha baru, yakni PT Pendanaan Efek Indonesia, yang bergerak dalam bidang pendanaan sekuritas (securities financing). Melalui pembentukan perusahaan tersebut, perusahaan sekuritas bisa menggenjot aktivitas pembelian saham dengan nilai lebih besar dari modal (transaksi margin).

Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, dengan aktivitas ini, BEI berharap bisa meningkatkan transaksi harian sebesar 25 persen di tahun 2017. Pembentukan anak usaha ini merupakan hasil kerja sama dengan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).

Tito mengungkapkan, nantinya pendanaan yang dikucurkan oleh Pendanaan Efek Indonesia bisa dinikmati oleh perusahaan sekuritas yang terdaftar sebagai anggota bursa yang memiliki modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) di atas Rp250 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nantinya, perusahaan ini akan memberikan pendanaan sebesar Rp100 miliar kepada perusahaan sekuritas yang punya MKBD di atas Rp250 miliar. Jika ini dikombinasikan dengan wakil perantara pedagang efek yang ditarget double tahun depan dari 2.700 menjadi 5.400 orang, maka transaksi bisa meningkat 25 persen," ujarnya di gedung BEI, Selasa (27/12).

Menurutnya, pembentukan perusahaan ini sejalan dengan langkah BEI untuk melakukan relaksasi transaksi margin. BEI berencana memperluas objek transaksi margin menjadi 200 saham dari sebelumnya 45 saham anggota indeks LQ45. Perluasan tersebut menuntut perusahaan sekuritas untuk memiliki pendanaan yang kuat. 

Ditargetkan, sebanyak 40 perusahaan sekuritas dengan MKBD di atas Rp250 miliar bisa menerima fasilitas pendanaan di tahun depan agar transaksi margin bisa meningkat. Saat ini, kata Tito, transaksi margin baru mengambil lima persen dari total transaksi harian.

"Saat ini, memang terdapat 30 perusahaan sekuritas yang MKBD-nya di atas Rp250 miliar. Namun, belum tentu semua perusahaan ini mau ikut serta di pendanaan kan? Kami menargetkan 40 perusahaan bisa ikut serta, sesuai keinginan informal Otoritas Jasa Keuangan," tegasnya.

Meski transaksi margin dilonggarkan, namun pengawasan otoritas terhadap broker akan diperketat. Terlebih terhadap saham yang bisa menjadi objek transaksi margin berada di luar LQ 45, yang notabene memiliki likuiditas dan nilai kapitalisasi pasar tertinggi di bursa efek.

"Transaksi margin itu kan tujuannya optimalisasi, karena saat ini hanya 180 ribu investor yang aktif dari 380 ribu investor yang terdaftar. Bayangkan kalau perusahaan broker dikasih margin, perusahaan sekuritas bisa bertransaksi lebih banyak. Namun, monitoring-nya juga perlu diperketat karena sekarang kan transaksinya akan melibatkan lebih dari 45 saham," terangnya.

Sebagai informasi, BEI menargetkan rata-rata transaksi harian sebesar Rp8 triliun atau meningkat dibanding nilai transaksi harian di tahun 2016. Angka ini meningkat 21,2 persen dibanding Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2016 yang sebesar Rp6,6 triliun. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER