Pasokan Dalam Negeri Berlebih, Impor Jagung Melorot 72 Persen

Yuliyanna Fauzie | CNN Indonesia
Jumat, 30 Des 2016 12:31 WIB
Impor jagung sepanjang Januari-November 2016 hanya sebesar 0,9 juta ton. Padahal, tahun sebelumnya mencapai 3,27 juta ton.
Impor jagung sepanjang Januari-November 2016 hanya sebesar 0,9 juta ton. Padahal, tahun sebelumnya mencapai 3,27 juta ton. (ANTARA FOTO/Siswowidodo).
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume impor jagung melorot drastis hingga 72,47 persen di sepanjang tahun ini jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengungkapkan, impor jagung sepanjang Januari-November 2016 hanya sebesar 0,9 juta ton. Padahal, impor jagung tahun sebelumnya mencapai 3,27 juta ton.

"Dari September dan Oktober jumlah impor jagung menurun. Bahkan, pada November lalu hampir tidak ada impor jagung. Hal ini karena adanya kecukupan di dalam negeri," ungkap Sasmito, dikutip Jumat (30/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Volume impor jagung periode September-Oktober hanya sebesar 20 ribu ton. Sementara, pada November, volume impor jagung tak mencapai 10 ribu ton.

BPS juga mencatat bahwa penurunan impor jagung di tahun ini merupakan yang terendah dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Pada 2012, impor jagung mencapai 1,69 juta ton, 2013 sebesar 3,19 juta ton, 2014 sebesar 3,25 juta ton, dan 2015 sebesar 3,27 juta ton.

Namun begitu, penurunan impor jagung belum menyelamatkan neraca perdagangan komoditas jagung pada tahun ini. Pasalnya, sepanjang Januari-November 2016, neraca perdagangan komoditas jagung masih menunjukkan defisit hingga US$175,11 juta.

Hal ini tercermin dari nilai ekspor jagung sebesar US$4,75 juta sepanjang Januari-November 2016. Sementara, nilai impor jagung mencapai US$179,86 juta, sehingga defisit tak terelakkan.

Sedangkan dari sisi ekspor, volume ekspor jagung sepanjang Januari-November 2016 hanya sebesar 14,9 ribu ton. Jumlah ini menurun drastis bila dibandingkan tahun lalu sebesar 234,6 ribu ton.

"Ekspor kita berkurang karena kebutuhan dalam negeri meningkat, sehingga tak banyak hasil produksi yang diekspor ke luar," jelas Sasmito.

Hal ini sejalan dengan nilai ekspor jagung tahun 2016 yang merosot hingga 290,98 persen, yakni dari tahun 2015 sebesar US$56,37 juta menjadi hanya US$4,75 juta. (bir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER