Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan, alur distribusi beras di Provinsi DKI Jakarta merupakan yang terumit dan paling panjang di antara daerah-daerah lain di Indonesia.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, alur distribusi beras, minyak goreng, gula pasir, hingga telur ayam ras di Jakarta setidaknya bisa berpindah tangan tujuh kali sebelum sampai ke tangan konsumen.
Ia mencontohkan skema penyaluran minyak goreng dari produsen, distributor, sub-distributor, agen, sub-agen, pedagang grosir, pedagang eceran, sampai berakhir ke masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang alur di DKI Jakarta adalah yang terpanjang di Indonesia. Tetapi, ada beberapa jalur yang terbilang alternatif, jadi bisa saja dari distributor langsung diserahkan ke pedagang eceran tanpa melalui pedagang grosir dulu," jelas Sasmito di kantornya, Kamis (15/12).
Panjangnya alur distribusi, jelas Sasmito, karena sebagian besar barang komoditas ke Jakarta berasal dari luar provinsi tersebut. Kondisi ini berbeda dibanding sebagian provinsi, di mana sebagian besar bisa memproduksi barang-barang kebutuhan secara mandiri.
Kendati demikian, ia melihat adanya perbaikan alur distribusi barang komoditas pokok seiring meningkatnya akses masyarakat ke pedagang besar. Hal ini, lanjut Sasmito, terlihat dari survei komoditas strategis BPS yang dilaksanakan beberapa waktu lalu.
Ia mencontohkan distribusi beras, di mana 15,82 persen beras yang didapat konsumen bukan berasal dari pedagang eceran. Angka ini meningkat dari posisi tahun lalu sebesar 9,11 persen.
"Ini menandakan bahwa konsumen akhir tak lagi mengandalkan pedagang eceran, namun ke pedagang besar supaya harganya lebih murah. Dengan kata lain tahun 2016 ini terjadi pengurangan jalur distribusi, konsumen langsung beli apakah ke agen atau distributor. Situasi 2016 lebih baik," terangnya.
Rumitnya jalur distribusi bahan pokok di Jakarta, kontras dibandingkan alur distribusi di Jambi, yang dianggapnya paling singkat di Indonesia.
Ia mencontohkan pola distribusi gula pasir, di mana 98,86 persen gula dari pedagang grosir didistribusikan ke pedagang eceran. Kemudian, gula yang telah sampai di pedagang eceran, 100 persen didistribusikan seluruhnya kepada konsumen.
"Di samping itu, kami juga menemukan bahwa alur distribusi beras dan telur ayam ras tersingkat ada di Aceh dan minyak goreng ada di Bengkulu," terangnya.
Sasmito mencatat Sulawesi Tenggara yang 84,77 persen produksi berasnya digunakan untuk memasok wilayah lain. Selain itu, ia juga menyebut 94,18 persen produksi minyak goreng di Jambi digunakan untuk memasok wilayah lain.
"Di samping itu, meski mengalami alur distribusi gula pasir terpanjang, namun 30,4 persen gula dari DKI Jakarta didistribusikan untuk provinsi lain. Mungkin ini disebabkan karena Jakarta adalah gerbang impor barang-barang kebutuhan," tuturnya.
(gen)