Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meyakini pasar modal tahun depan bakal lebih bergairah yang ditopang oleh masuknya dana repatriasi dari kebijakan amnesti pajak dengan jumlah komitmen sebesar Rp143 triliun dari pemohon pengampunan pajak.
Kepala Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida menjelaskan, dengan masuknya dana repatriasi tersebut, maka akan ada penyaluran dana besar ke berbagai instrumen investasi sesuai dengan kebutuhan investasi wajib pajak.
Berbagai instrumen yang akan dimasuki tersebut, di antaranya pasar modal, surat berharga negara (SBN), Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), dan Dana Investasi Real Estate (DIRE).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Baru kemarin saja ada sekitar Rp4 triliun atau Rp5 triliun izin baru. Jadi, saya lihat ini akan berlanjut pada 2017. Jadi, itu adalah potensinya," tutur Nurhaida, Jumat (30/12).
Meski begitu, pasar modal tetap memiliki tantangan yang begitu besar untuk menjaga kepercayaan investor dengan menjaga kondisi dalam negeri tetap kondusif. "Kalau itu bisa dijaga dengan baik, itu menjadi faktor pendorong," imbuh dia.
Namun, rencana The Fed yang akan menaikkan suku bunganya hingga tiga kali pada 2017 akan memengaruhi investor untuk menanamkan modalnya di pasar modal Indonesia. Soalnya, dengan suku bunga yang tinggi, maka imbal hasil yang diterima pun akan semakin besar.
Namun, kemungkinan besar pengaruhnya tak banyak, karena jika The Fed benar akan menaikkan suku bunganya, masih tetap akan tinggi di Indonesia dengan imbal hasil dari kupon bunga obligasi negara berada di kisaran 8 persen. Sementara, Amerika Serikat masih berada di kisaran nol koma persen.
"Tapi, kemudian meningkatnya berapa banyak jika dibandingkan di Indonesia yang masih cukup tinggi imbal hasilnya sehingga itu nanti jadi pilihan," ungkapnya.
Sekadar informasi, IHSG ditutup melemah pada perdagangan tahun 2016. IHSG turun 5,85 poin (0,11 persen) ke level 5.296 setelah bergerak diantara 5.296-5.334. Namun, pencapaian hingga akhir tahun IHSG ini secara year to date naik sebesar 15,32 persen, dimana pada akhir tahun lalu IHSG ditutup ke level 4.593 atau menguat 23 poin (0,52 persen) setelah bergerak diantara 4.571-4.595.
(bir)