Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai dampak pencabutan subsidi listrik bagi pelanggan rumah tangga 900 volt ampere (VA). Ia khawatir, dampak kenaikan tarif listrik akan memengaruhi laju inflasi tahun ini.
"Kita kan sudah dengan listrik 900 VA akan dikurangi subsidinya. Ini menjadi area yang perlu diwaspadai," ujarnya, Selasa (3/1).
Sebagai informasi, pemerintah memutuskan mencabut subsidi listrik bagi pelanggan 900 VA. Tarif listrik baru mulai berlaku pada 1 Januari 2017. Itu artinya, pelanggan harus merogoh kocek lebih dalam untuk membayar konsumsi listriknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain tarif listrik, Agus mengatakan, pemerintah juga patut mewaspadai dampak dari pengurangan subsidi gas elpiji berukuran tiga kilogram (kg), termasuk gejolak harga pangan.
"Tentu, kuncinya adalah di harga pangan yang bergejolak, ini harus dijaga cukup rendah. Sehingga, target inflasi 4 plus minus 1 tetap terjaga," papar Agus.
Laju inflasi sepanjang Desember 2016 sebesar 0,42 persen. Pencapaian ini turun apabila dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya, yaitu 0,47 persen. Sementara, tingkat inflasi sepanjang 2016 tercatat sebesar 3,02 persen atau turun dibandingkan tahun sebelumnya 3,35 persen.
"Jadi, saya menyambut baik bahwa dua tahun ini inflasi ada di kisaran 3,3 persen dan 2016 lalu di kisaran 3 persen," tandasnya.
Meski memiliki beberapa tantangan untuk menjaga inflasi, Agus optimistis, tahun ini sebagai tahun perbaikan bagi ekonomi Indonesia karena tantangannya terbilang lebih rendah dibandingkan dua tahun sebelumnya.
"Karena memang, pada 2015 dan 2016 adalah tahun yang cukup sulit bagi dunia termasuk Indonesia," pungkas Agus.
(bir)